Photo by David Iskander on Unsplash |
Selasa, 29 Oktober 2019
Lupa menjadi begitu menyebalkan saat dirimu sedang berada ditengah hening. Hilang sejenak dari obrolan dan interaksi dengan manusia. Satu-satunya yang ingin kau ajak berbicara adalah ingatanmu. Kemarin lagi bikin apa, tanggal 14 bulan september kemarin ada apa yah? kapan terakhir check up? kenapa memutuskan memindahkan personal post ke blog personal yang tidak memiliki keterikatan? kenapa harus khawatir dengan publikasi? kenapa begitu menghargai sebuah privasi? kenapa terbuka menjadi sedikit tidak menyenangkan?
Lalu yang menjadi penyelamat adalah line postingan yang ada di blog ini, yang menjadi tempat merekam isi kepala dan gerakan-gerakan di masa lalu juga harapan di masa depan. Tapi karena kekhawatiran sesaat akan publisitas dan privasi, jadinya mengacaukan kronologi kejadian di setiap postingan. Memutuskan journal di blog ini adalah kebutuhan. Mungkin publisitas dan privasi akan terungkap seiring dengan waktu berjalan. Mungkin ketakutan tidak lebih penting dari perlunya menjaga ingatan. Rekam jejak adalah terapi yang membuat tetap sadar.
Maafkan saya karena mengacau untuk pertama kalinya. Kemudian harus bersusah-susah lagi memperbaiki postingan berdasarkan waktu yang seharusnya.
Menulis tidak saja membenahi isi kepala, tapi visualisasi paling apik untuk menyatukan jiwa, raga, waktu, harapan dan kenangan.