Best Friend "Tentang Mimpi, Cinta, Jarak dan yang telah Berlalu"

July 25, 2016

Sudahlah, topeng ini memang tercipta buat kita.
Karena masa depan butuh cerita tentang sebuah hubungan yang manis, tidak flat, menghibur, haru biru, absurd, penuh mimpi dan hanya satu-satunya. Apalagi ini tidak kami rencanakan, kami hanya terlibat pada sebuah hubungan apa-adanya tanpa memilih siapa, kami menerima dan menjaganya.

Saya tidak pernah merencanakan ingin memilihnya sebagai teman. Diapun sepertinya demikian. Kami bertemu di kelas paling sudut sebuah Sekolah Menengah Pertama, waktu itu saya ingat pas jam istirahat saya diajak teman sebangku untuk menyambangi teman SDnya dikelas paling pojok. Yah itulah perkenalan pertama, seingat saya. Rambutnya sebahu, keriting, kulitnya matang, matanya bulat dan senyumnya khas. Saat itu saya tidak berencana untuk mengingat wajahnya sedetail ini. Tapi ingatan itu masih bisa saya putar ulang dikepala. Dan beberapa hari kemudian saya ternyata dipindahkan ke kelasnya. Kami tidak langsung akrab, karena saya memilih duduk dengan teman yang nantinya membawa saya dekat dengannya.

Saya harus mengenal dan bermasalah dengan beberapa teman hingga saya akhirnya kembali bergaul dengan anak ini, sepertinya menyebutnya "anak ini" lebih pas. Lalu tak lama saya akhirnya duduk di bangku yang sama dengan anak ini. Dan disanalah awal persahabatan kami. Kami menghabiskan banyak waktu dengan tertawa, bermimpi dan ngambek-ngambekan. Mungkin mie siram dan fresh tea adalah bagian yang tidak terpisahkan. Anak ini adalah mesin waktu yang membantu saya berevolusi dari jaman dinosaurus ke jaman manusia sudah mengenal api.

Lalu kami meneruskan SMA di sekolah yang berbeda. Lucunya saya masuk di sekolah yang dia sukai dan dia masuk di sekolah yang saya inginkan. Yah Tuhan menukar sekolah kami, sekarang saya mengerti kenapa Tuhan melakukannya, itu adalah sebuah misi penyelamatan kami dari bahaya dunia remaja. hahahaha, tidak seseram masa sekarang kok. Di masa itu, saya punya rumah untuk pulang, anak ini adalah salah satu rumah saya. Jika SMP kami sering ngambek-ngambekan, di SMA kami tak pernah ngambek karena sibuk kangen-kangenan. Kami tumbuh dan mulai mengenal jilbab dan hal-hal lainnya.
hari ke-2, tempat yang sama


Setelah selesai SMA, kami akhirnya menghabiskan banyak sekali waktu berdua. Saya merasa bahwa saya memiliki keluarga baru. Yah, mungkin ini tak pernah saya rencanakan sebelumnya, memilih keluarganya sebagai keluargaku. Memanggil ibunya dengan panggilan yang sama, mengenal keluarganya baik jauh dan dekat. Lebih memilih ikut dengan keluarganya ketimbang keluarga sendiri. Yah, keluarganya adalah rumah yang hangat.

Menginjak kota yang baru bersama-sama. Mulai berani menata mimpi masing-masing dan menghabiskan malam dengan bercengkerama hingga seluruh penghuni rumah lainnya sudah terlelap. Terlibat dalam skandal bersama. Menghabiskan waktu 6 jam di mall, bolos bimbel kimia dan dia dengan senang hati ikut bolos, menghabiskan pangsit dan kopi kalengan.

Kami tak pernah bersaing meski di lintasan yang sama. Kami bukannya membunuh rasa itu namun kami memang tidak memilikinya. Kami punya tujuan masing-masing dan satu-satunya hal yang bisa kami lakukan adalah saling mendukung. Meski kami tak bisa kuliah di kampus yang sama, kami bisa merasakan kuliah di dua kampus sekaligus melalui cerita dan pengalaman berkunjung ke masing-masing kampus. Kami saling mengunjungi tanpa diminta, saya butuh mengunjunginya. Saya menemaninya munyusuri kampusnya saat mengurus keperluan S2. Dan di saat itu kami bermimpi ingin menjadi ibu dosen yang cantik.

Tak ada yang lebih menyenangkan dari memiliki teman seperti ini dan satu-satunya.

kami ini yah begini, gak tau foto tapi hasilnya selalu cantik hahahaha

masih cantik
Dan saat umur kami seperempat abad, kami santai saja. Memilih merayakannya dengan topeng, tawa dan dua donat yang terbakar. Kami belajar banyak hal, kami berbagi harapan, menangis, tertawa, patah hati, menyambung hati, menumbuhkan kasih, merangkai mimpi, mengingatkan, merahasiakan, berjarak, sangat dekat, dan berjanji banyak hal di masa depan. Kadang kami duduk menghabiskan waktu menyusun memori dan merayakan yang telah kami lalui.

cantik bangetlah.
Semalam kami berjanji lagi. ditemukan oleh seorang pria yang ingin menghalalkan lalu sepakat untuk honeymoon bersama keliling eropa, venice dan aukcland masuk daftar. Tapi sebelumnya kami umrah dulu. Sepulang dari sana, kami ingin menerbitkan buku, blogging dan jadi istri produktif. hahahaha.

Hey Dear Future Husband, ini permintaan kami. Sebuah hasil percakapan menjelang tidur setelah berjam-jam mendengarkan dan melihat kemampuannya menghasilkan air mata diatas kemampuan perempuan normal. Untuk mu laki-laki yang akan menemaninya menghabiskan waktu, saya ucapkan selamat karena kamu adalah pria yang sangat beruntung, serius ini bukan karena dia menyogok saya dengan sepiring menu pepperlunch tapi karena hatinya bisa menjadi tempatmu pulang yang sangat nyaman.

You Might Also Like

0 comments