This Letter will tell you about "The Right Time"
July 19, 2016
Seperti yang saya tuliskan di judul bahwa surat ini akan memberitahukanmu tentang waktu sore yang sangat mengagumkan, waktu sore yang tak hanya menyatukan matahari dengan samudera namun menyatukan jiwa dan raga saya hingga berada di keadaan paling prima untuk menulis banyak cerita. Dan suara imam mengharuskan saya meninggalkan kursi ini tepat setelah tanda.
Surat ini terhenti di sore kemarin, dan di sisa waktu yang ada, saya melanjutkannya. Berusaha mengais rasa yang tertinggal kemarin. Mengingat kembali pesan yang ingin disampaikan, dan rasanya saya hanya mengikuti jari-jari mengetik.
Tak ada yang saya peroleh meski sudah mengais-ngais memori, "the right time"? mungkinkah waktu tepat untuk menulis apa yang dirasakan, menggambarkan titik temu antara hati, kepala dan semesta. Tentang waktu dimana jemari tak banyak menekan tombol backspace. Waktu itu sepertinya sore hari di kantor. Selama ini saya merasa menemukan surga sepulang kantor. Tempat yang sama namun suasana yang berbeda. Saat semua orang satu persatu meninggalkan kursinya, dan akhirnya hanya ada saya. Rasanya seperti Tuhan sedang memberikan saya bumi seluruhnya tanpa berbagi dengan siapapun. Tentang seluruh ide bergegas keujung jari dan tumpah di setiap kata.
Saya ingin di masa depan kamu melakukan hal ini lebih banyak, lebih sering menulis dan bergerak. Saat ini saya sedang berusaha agar dimasa depan kamu bisa memiliki bumi lebih sering. Saya berusaha memberikanmu kemampuan menulis apapun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Surat ini terhenti di sore kemarin, dan di sisa waktu yang ada, saya melanjutkannya. Berusaha mengais rasa yang tertinggal kemarin. Mengingat kembali pesan yang ingin disampaikan, dan rasanya saya hanya mengikuti jari-jari mengetik.
Tak ada yang saya peroleh meski sudah mengais-ngais memori, "the right time"? mungkinkah waktu tepat untuk menulis apa yang dirasakan, menggambarkan titik temu antara hati, kepala dan semesta. Tentang waktu dimana jemari tak banyak menekan tombol backspace. Waktu itu sepertinya sore hari di kantor. Selama ini saya merasa menemukan surga sepulang kantor. Tempat yang sama namun suasana yang berbeda. Saat semua orang satu persatu meninggalkan kursinya, dan akhirnya hanya ada saya. Rasanya seperti Tuhan sedang memberikan saya bumi seluruhnya tanpa berbagi dengan siapapun. Tentang seluruh ide bergegas keujung jari dan tumpah di setiap kata.
Saya ingin di masa depan kamu melakukan hal ini lebih banyak, lebih sering menulis dan bergerak. Saat ini saya sedang berusaha agar dimasa depan kamu bisa memiliki bumi lebih sering. Saya berusaha memberikanmu kemampuan menulis apapun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
source |
Entah apapun motivasinya nanti, saya berharap kamu selalu mampu menemukan alasan untuk menulis. Entah bisa atau tidak untuk dijelaskan, menulis saja. Sampai nainti di surat-surat berikutnya.
0 comments