Management Trainee : On The Job Training (Part 1 : Sales Department)
July 11, 2016
Saya mau cerita tentang OJT. Jadi setelah menjadi MT, kita akan dihadapkan pada yang namanya OJT a.k.a On the Job Training. Selama setahun menjadi MT saya sempat OJT di dua Divisi yaitu Marketing and Sales Division dan Human Resource Development Division. OJT pertama kali diharuskan jadi Wiraniaga atau Salesman selama 1,5 bulan di Kantor Cabang.
Pertama kali berkunjung ke Cabang, saya bersyukur karena OJTnya tidak sendiri tapi ada satu lagi teman MT. Jadinya tidak begitu kikuk dan ada temen belajar. Di kantor cabang terdapat tiga bagian yaitu : Sales/Penjualan, Service dan Administrasi. Karena ditempatkan di posisi Sales, kami di haruskan menguasai bisnis proses terkait penjualan. Selain mempelajari bisnis proses, kami juga harus mengetahui Seven Steps atau teknik penjualan wiraniaga. Dan tentu saja kami harus bisa menjual sebagai tambahan nilai untuk mengevaluasi apa yang kami pelajari berhasil.
Kami diperkenalkan oleh supervisor, ternyata masih banyak karyawan yang tidak mengetahui MT itu apa. Bahkan ada yang mengira kami ini memang Salesman baru. Waktu itu, Branch Manager sedang keluar kota sehingga kami belum bertemu dengan beliau, Branch manager bertindak sebagai penanggung jawab sekaligus Advisor kami seperti Penasihat Akademiklah waktu kuliah dulu.. Untuk sementara Advisor kami adalah Administration Head yang sangat membantu kami mempelajari Bisnis Proses Sales dan Kaizen. Kaizen itu istilah yang digunakan untuk improvement yang dilakukan di kantor. Kebetulan Kantor Cabang tempat saya OJT adalah pemenang Kaizen Contest Nasional, ini benar-benar jadi tambahan keberuntungan saya ditambah rekan-rekan kerja yang sangat ramah dan gemar berbagi.
Hari pertama kami belajar struktur organisasi dan sebagian bisnis proses penjualan. Jadi ada kelas kecil yang dihandle oleh CRP atau (Customer Relation Person), CRP ini adalah staff yang menangani customer retention, complaint handling, standar grooming, dan lain sebagainya. Kebetulannya lagi, staff CRP yang mengajari kami ternyata sangat menguasai bisnis proses dari prospecting sampai customer retention. Saya kagum dengan beberapa staff kantor cabang yang menguasai bisnis proses di luar area kerjanya. Ditambah lagi, Ibu CRP ini sangat ramah dan open minded, kami bisa mendiskusikan banyak hal.
Selama menjalani OJT, kami melakukan semua yang dilakukan oleh Salesman, staff Kaizen, beberapa kerjaan staff administrasi dan service. Di minggu-minggu terakhir kami mulai mengerjakan projek untuk presentasi akhir OJT di depan seluruh panelis. Yang bertindak sebagai Panelis adalah Seluruh General Manager sampai Direktur Operasional. Presentasi Akhir OJT Sales jadi penentu apakah kita lulus program MT atau tidak. Nilai akan diakumulasikan dengan presentasi OJT akhir di bagian lainnya. Jadi kami harus menyiapkan projek dengan maksimal.
Proyek yang diangkat haruslah real berdasarkan hasil observasi selama OJT dan solusi yang diberikan harus make sense, efektif serta efisien. Katanya jangan jadi projek yang sekedar teori tapi bisa di aplikasikan. Di kantor dikenal istilah A3, yaitu proposal project yang di tuangkan di paper berukuran A3. Seluruh improvement haruslah efisien dan efektif, dan A3 paper dinilai lebih baik dibandingkan proposal berlembar-lembar pada umumnya. Sewaktu mengerjakan projek A3, saya mikir kenapa tidak dari dulu saya mengetahui ini, jadi saya bisa lebih gampang menampilkan proposal kepada instansi-instansi untuk mempromosikan kegiatan kampus :D.
Saya mengangkat tema Digital Marketing dengan melihat masih minimnya wiraniaga yang memanfaatkan web dan media internet lainnya sebagai alat promosi. Saya sempat bergonta-ganti projek dan project terakhir ini bisa dibilang project sangkuriang. Syukurnya tuntutan perusahaan hanya sebatas usulan improvement mengingat waktu yang diberikan sangat singkat untuk pengimplementasiannya. Selain itu saya juga menambahkan kaizen yang saya lakukan untuk Laporan Promise Delivery Kaizen (PDK), saya dapat memangkas waktu kerja sekian jam dari sebelumnya dengan mengubah flow proses penginputan laporan PDK.
Alhamdulillah, setelah presentasi akhir, respon panelis sangat baik. Saya puas dengan apa yang telah saya lakukan. Ditambah saya menyadari ternyata saya tidak begitu mahir dan tidak begitu suka berinteraksi dengan customer :D atau menjual. Setiap OJT akan mengajarkan kita untuk menemukan bakat dan passion kita dimana. Dan saya menemukan saya lebih suka kaizen dan segala hal terkait analisa perencanaan strategi marketing atau hal-hal yang dilakukan dibelakang meja.
Namun akan berbeda halnya jika kamu ditempatkan sebagai MT Spesialis atau yang sudah jelas akan ditempatkan dimana, misalnya MT Sales akan dipersiapkan untuk jadi supervisor, MT Service dipersiapkan untuk Service Head dan lainnya. Program MT yang saya jalani adalah MT yang belum jelas penempatannya. Masing-masing ada plus minusnya, saya akan posting di post berikutnya apa saja plus minus tersebut.
Setelah OJT Sales, saya ditempatkan di bagian Human Resource. Menurut informasi, penempatan selanjutnya didasarkan pada penilaian panelis dan kecendrungan kita mau kemana. Untuk OJT HRD akan saya buat dipostingan Part 2 selanjutnya. Oke sampai disini dulu, terima kasih. See you in the next sharing :D.
Pertama kali berkunjung ke Cabang, saya bersyukur karena OJTnya tidak sendiri tapi ada satu lagi teman MT. Jadinya tidak begitu kikuk dan ada temen belajar. Di kantor cabang terdapat tiga bagian yaitu : Sales/Penjualan, Service dan Administrasi. Karena ditempatkan di posisi Sales, kami di haruskan menguasai bisnis proses terkait penjualan. Selain mempelajari bisnis proses, kami juga harus mengetahui Seven Steps atau teknik penjualan wiraniaga. Dan tentu saja kami harus bisa menjual sebagai tambahan nilai untuk mengevaluasi apa yang kami pelajari berhasil.
Kami diperkenalkan oleh supervisor, ternyata masih banyak karyawan yang tidak mengetahui MT itu apa. Bahkan ada yang mengira kami ini memang Salesman baru. Waktu itu, Branch Manager sedang keluar kota sehingga kami belum bertemu dengan beliau, Branch manager bertindak sebagai penanggung jawab sekaligus Advisor kami seperti Penasihat Akademiklah waktu kuliah dulu.. Untuk sementara Advisor kami adalah Administration Head yang sangat membantu kami mempelajari Bisnis Proses Sales dan Kaizen. Kaizen itu istilah yang digunakan untuk improvement yang dilakukan di kantor. Kebetulan Kantor Cabang tempat saya OJT adalah pemenang Kaizen Contest Nasional, ini benar-benar jadi tambahan keberuntungan saya ditambah rekan-rekan kerja yang sangat ramah dan gemar berbagi.
Hari pertama kami belajar struktur organisasi dan sebagian bisnis proses penjualan. Jadi ada kelas kecil yang dihandle oleh CRP atau (Customer Relation Person), CRP ini adalah staff yang menangani customer retention, complaint handling, standar grooming, dan lain sebagainya. Kebetulannya lagi, staff CRP yang mengajari kami ternyata sangat menguasai bisnis proses dari prospecting sampai customer retention. Saya kagum dengan beberapa staff kantor cabang yang menguasai bisnis proses di luar area kerjanya. Ditambah lagi, Ibu CRP ini sangat ramah dan open minded, kami bisa mendiskusikan banyak hal.
Selama menjalani OJT, kami melakukan semua yang dilakukan oleh Salesman, staff Kaizen, beberapa kerjaan staff administrasi dan service. Di minggu-minggu terakhir kami mulai mengerjakan projek untuk presentasi akhir OJT di depan seluruh panelis. Yang bertindak sebagai Panelis adalah Seluruh General Manager sampai Direktur Operasional. Presentasi Akhir OJT Sales jadi penentu apakah kita lulus program MT atau tidak. Nilai akan diakumulasikan dengan presentasi OJT akhir di bagian lainnya. Jadi kami harus menyiapkan projek dengan maksimal.
Proyek yang diangkat haruslah real berdasarkan hasil observasi selama OJT dan solusi yang diberikan harus make sense, efektif serta efisien. Katanya jangan jadi projek yang sekedar teori tapi bisa di aplikasikan. Di kantor dikenal istilah A3, yaitu proposal project yang di tuangkan di paper berukuran A3. Seluruh improvement haruslah efisien dan efektif, dan A3 paper dinilai lebih baik dibandingkan proposal berlembar-lembar pada umumnya. Sewaktu mengerjakan projek A3, saya mikir kenapa tidak dari dulu saya mengetahui ini, jadi saya bisa lebih gampang menampilkan proposal kepada instansi-instansi untuk mempromosikan kegiatan kampus :D.
Saya mengangkat tema Digital Marketing dengan melihat masih minimnya wiraniaga yang memanfaatkan web dan media internet lainnya sebagai alat promosi. Saya sempat bergonta-ganti projek dan project terakhir ini bisa dibilang project sangkuriang. Syukurnya tuntutan perusahaan hanya sebatas usulan improvement mengingat waktu yang diberikan sangat singkat untuk pengimplementasiannya. Selain itu saya juga menambahkan kaizen yang saya lakukan untuk Laporan Promise Delivery Kaizen (PDK), saya dapat memangkas waktu kerja sekian jam dari sebelumnya dengan mengubah flow proses penginputan laporan PDK.
Alhamdulillah, setelah presentasi akhir, respon panelis sangat baik. Saya puas dengan apa yang telah saya lakukan. Ditambah saya menyadari ternyata saya tidak begitu mahir dan tidak begitu suka berinteraksi dengan customer :D atau menjual. Setiap OJT akan mengajarkan kita untuk menemukan bakat dan passion kita dimana. Dan saya menemukan saya lebih suka kaizen dan segala hal terkait analisa perencanaan strategi marketing atau hal-hal yang dilakukan dibelakang meja.
Namun akan berbeda halnya jika kamu ditempatkan sebagai MT Spesialis atau yang sudah jelas akan ditempatkan dimana, misalnya MT Sales akan dipersiapkan untuk jadi supervisor, MT Service dipersiapkan untuk Service Head dan lainnya. Program MT yang saya jalani adalah MT yang belum jelas penempatannya. Masing-masing ada plus minusnya, saya akan posting di post berikutnya apa saja plus minus tersebut.
Setelah OJT Sales, saya ditempatkan di bagian Human Resource. Menurut informasi, penempatan selanjutnya didasarkan pada penilaian panelis dan kecendrungan kita mau kemana. Untuk OJT HRD akan saya buat dipostingan Part 2 selanjutnya. Oke sampai disini dulu, terima kasih. See you in the next sharing :D.
0 comments