Bapak Berpulang
September 04, 2020karena pulang adalah hal yang niscaya
14 Juli 2020 tepat di usia 29 tahun, saya kehilangan bapak mertua, suami kehilangan bapaknya, dan ibu mertua kehilangan suaminya. Keluarga kehilangan nahkoda. Magrib hari itu sungguh menyesakkan, beliau pergi tanpa isyarat, tanpa sakit, menyisakan duka mendalam untuk kami semua. Beliau, bapak kami tercinta. Hari itu hingga hari ini, mengenangnya masih membuatku getir dan sesak. Tak mampu rasanya menahan air mata. Bapak mertua yang selalu sederhana, penyayang dan sangat perhatian.
Mengenang bapak menjadi sangat mendalam untukku, karena kepergiannya yang begitu tiba-tiba memberi sangat banyak pelajaran. Saya belajar tentang kesetiaan, kasih sayang, pengertian, perlindungan, kesederhanaan, kerja keras dan kedisiplinan dari beliau. Tujuh hal itu yang sangat lekat diingatan, selama hampir 3 tahun mengenal Bapak. Saya selalu merasa bahwa beliau mampu mengerti perasaan saya lebih baik dari siapapun yang ada di rumah. Jika ada hal yang tak sanggup saya utarakan, beliau dengan mudah memahami hal tersebut. Beliau mampu mengerti hal mana yang bisa diucapkan dan mana yang cukup dengan diam. Alhamdulillah, Allah berikan saya kesempatan mengenal beliau dan menjadi anaknya. Satu lagi yang membuat saya selalu bergetar, setiap beliau memperkenalkan saya, beliau selalu bersemangat mengatakan kesiapapun bahwa saya adalah anaknya, bahwa beliau sudah memiliki dua anak perempuan. Saya sungguh-sungguh menyayangi dan menghormati Puang.
Bapak, semoga Allah memberikan tempat terbaik disana. Semoga kelapangan, ampunan dilimpahkan untuk Bapak. Semoga Allah memberikan anugerah kepada kita untuk berkumpul bersama di surga Allah kelak.
Kami sekeluarga, memohon maaf kepada seluruh keluarga dan teman-teman Bapak Andi Harun atas kekhilafan beliau semasa hidup. Hormat kami sekeluarga.
0 comments