Letter for Kinci #9 : My Litle Rabbit

March 14, 2013

Lama tak menyapamu lewat tulisan, kebiasaan yang mengakrabkan kita dulu. dulu sekali. Sejak dulu saya memang selalu punya teman yang sering jadi adik. sejak SD, SMP, SMA, dan sekarang kuliah. saat dikuliah ini, saya punya adik asuh formal yang diberikan himpunan. Tapi sepertinya tak berakhir baik. Kemudian kamu masuk, kita tak pernah di ikat oleh hubungan yang diberikan orang lain. Kita natural, hadir sendiri sebagai hadiah. Semuanya jadi unik jika berhubungan denganmu. Mungkin kamu adalah mimpiku yang terwujud. 

Beberapa waktu berlalu, banyak hal yang kulakukan. Aku dan Kamu. Banyak bahagia, tapi tak sedikit juga yang menyedihkan hingga terisak. Ini adalah hubungan didunia nyata, bukan dalam film animasi yang selalu bahagia. Mungkin aku memang seperti beruang besar yang kadang tak memperhatikan kelinci yang tubuhnya begitu kecil. Dan jika bersamanya, terkadang malah menyakitinya.

Hai kelinci kecil, makan yang banyak, bergerak yang banyak, tidur yang banyak, nikmati harimu. Kelak kita tak kan sering bersama. Mungkin hanya doa kita yang saling menyapa. Mungkin akan banyak kesibukan yang merebut perhatian kita. Mungkin ada rasa kecewa yang membuat kita saling berfikir buruk. Mungkin jarak akan sedikit menjadikan kita kikuk. dan banyak lagi mungkin yang lain mengganggu kita.

Tapi...,
Pasti ada rindu kala beberapa kenangan datang menjemput kita, membawa kita pada saat-saat sekarang ini, waktu dimana kita menikmati dunia. Pasti rasa sayang yang telah dibangun dengan tulus tak kalah dengan semua kemungkinan tadi.

Cukup disini ceritanya, kalau ada mood saya lanjut lagi.
Selamat siang, semoga baik2 saja dikampus.

You Might Also Like

0 comments