Without You

October 23, 2014

Saat falling in love tidak lebih penting dibanding menjaga diri dari patah hati. Saat bersama dan menjalin komitmen dengan orang yang katanya mencintai tidak lebih penting dari menjadi pribadi yang lebih kuat meski sendiri. Mungkin saatnya untuk melanjutkan hidup.

Meski terkesan sangat insecure, sesuatu yang dimiliki oleh pecundang. Tapi bagi yang pernah terluka, mungkin keberaniannya memang telah habis terkikis. Mungkin "bangkit" bisa hingga dua atau tiga kali. Lebih dari itu, entahlah...

Jika mencintai adalah sebuah tantangan dan butuh keberanian. Bagaimana dengan memilih untuk berjalan sendiri? mencintai diri dan hal lain yang bisa dicintai. Saat diri harus kuat menerima semuanya. sedih dan bahagia. Bukankah itu juga tantangan dengan keberanian super. Mencoba sendiri tidak lebih mudah dari mencintai. Karena kadang tak ada yang begitu sadar dengan dirinya. 

Entah hidup seperti ini harus dijalani seperti apa. Serumit ini kah dunia usia 23. 

Saat kamu memilih untuk percaya lagi pada orang baru. Namun sebelum kepercayaan itu utuh, semuanya runtuh. Kamu akan melakukan apa? mencoba lagi? Kadang hubungan jadi begitu memuakkan. Saat rasa yang tadinya manis berubah pahit karena sebuah jalinan antara kamu dan dia.

Mungkin kita harus menemukan cinta yang sesungguhnya. Yang terlintas di kepala hanya cinta pada-Nya.

Karena bisa saja rasa kemarin itu bukan cinta (mungkin).

Semakin berfikir dan mengalami, semakin buram saja.

Saya peduli pada rasa, ide dan pancaran mata.

Saya sering mengabaikan kata, perilaku dan "definisi kebanyakan orang".

Untuk saat ini, cinta lah yang membuat hubungan bertahan bukan komitmen. (saat ini)

pict. from here

#escapefromFunctionSummaryDepo

You Might Also Like

2 comments