Draft
March 25, 2015
Draft adalah tempat aman untuk menyimpan cerita yang masih malu-malu untuk dibaca atau masih butuh dilengkapi. Entah sejak kapan saya menumpuk cerita hingga draft blog berjumlah dua digit. Sebagian mungkin karena koneksi internet yang lemot, tapi sebagian lainnya karena ceritanya belum berani untuk dibaca atau tidak jelas. Saat scroll dan membuka satu-satu cerita yang ada di draft, akhirnya ada keberanian untuk menghapus (baca: merelakan/melepaskan), dipublish dan tetap disimpan rapat dalam draft.
Cerita yang dihapus karena memang hanya berisi judul tanpa ada isinya, mungkin saat itu saya hanya kepikiran judul tapi tak memikirkan isi. Untuk cerita yang terpublish, karena mungkin saat ini sudah masuk akal untuk dibaca.
Dan cerita yang tetap tersimpan didalam sana, rasanya sayang untuk dilepas tapi tak berani untuk dipublish. Sehingga untuk menyelamatkannya, sebaiknya tetap di draft. Dua cerita yang ada di draft ini mungkin mengajarkan saya tentang "move on". "Kamu" seperti cerita di draft, yang tak perlu dihapus pun tak perlu di publish cukup disimpan saja. aman dalam draft. Kamu ada di draft bukan berarti saya masih menyertakanmu dikehidupan sekarang, tapi kamu tetap bagian dari masa lalu yang tak bisa dihapus karena kamu itu utuh: punya judul dan isi. Kamu pun tidak untuk di publish, maksudnya kamu bukan lagi bagian dari saya saat ini. Saya bebas, saya tahu langkah apa yang akan saya tempuh.
Saya menyimpan cerita di draft karena cerita ini memiliki rasa dan membantu saya mengingat bahwa saya pernah berada di fase seperti itu.
Saya ingin menyarankan satu hal baik untukmu, jangan bertingkah aneh hanya untuk membuatku tahu diri. Tanpa melakukan itu, saya sudah tahu. Sayang saja jika saya harus mengingatmu sebagai orang yang tidak berkualitas.
2 comments
tulisan ini bikin senyam senyum banget. :)))
ReplyDeleteperasaan kita sama mungkin x_x
ReplyDelete