Finally, Married.

October 06, 2017

seeth reese on unsplash
Kemarin di DM sama prastika via insta. "Ten, udah nikah? kok gak ada fotonya". Hihhi. Trus berlanjut ke obrolan antah berantah seputaran dilema perempuan yang baru nikah dan bakal nikah :D.

Sebenarnya bukan gak mau publikasi foto nikah., cuman lagi break ngurusin feed instagram sejak April kemarin pasca lagi berusaha belajar banyak perihal Islam. I mean, mengubah sedikit-sedikit habit yang seenaknya ke habit yang seharusnya. Jadi april kemarin saya officially menggunakan busana syarí. Doakan istiqomah. Aamiin.

Photo by Dev Benjamin on Unsplash
Hal kedua yang terjadi di April kemarin, seseorang tiba-tiba ngajak nikah. Setelah interview semalaman via voice call whatsapp, saya kemudian mempersilahkannya bertemu dengan orang tua saya. Yang menurut saya waktu itu akan bilang IYA. Besoknya si kakak nelpon kakak saya karena katanya terlalu nervous. Dua minggu setelahnya, ditemani adik-adik dan omnya, mereka memantapkan langkah ke rumah. Seingat saya, hari itu adalah hari jumat pertama terpanjang dan terdeg-degan selama hidup saya. Saya di makassar, deg-degan sendiri memikirkan hal apa yang akan terjadi selanjutnya. Orang asing ini akan bertemu dengan kedua orang tua saya, sebelum ketemu sama saya. OK, entah ide ini datang darimana. Saya menjadikan orang tua dan saudara-saudara saya sebagai gate pertama. Tak pernah kejadian sebelumnya.

Dann, Alhamdulillah. Hasilnya bisa membuat suaranya saat nelpon lega malu-malu gitu hahaha. Maafkan susunan kalimat saya yang berantakan ini. Besoknya sesuai perjanjian, setelah menemui orang tua, orang selanjutnya yang bisa ditemuinya adalah saya. Sebenarnya dia teman kantor, cuman seingat saya, saya tidak pernah ngobrol dengan dia, hanya berpapasan di lift atau lobby. That's why he wants me, karna saya ndak notice kehadirannya sama sekali. hahaha dasar manusia.

Pertemuan pertama . . .
Saya sedang tidak dalam mood yang bagus karena bete sama adek dan harus jalan ke KFC di bawah matahari Makassar yang sedang lucu-lucunya. Dia lihat muka saya dengan bibir melengkung kebawah itu loh, yang alisnya berkerut, dan pasti berminyak. Tapi meski melihat muka saya yang seperti itu, dia masih saja nervous. Dan itu kelihatan banget coy, ehh kak. Kalau lihat mukanya sekarang yang lebih banyak annoyingnya, saya ndak akan bisa lupa mukanya yang malu-malu itu. bener-bener laki-laki ini. 180 derajat. Kami cerita-cerita dan pulang. ets, kami cerita-cerita di parkiran UNHAS bukan di kfc. Kadang pertemuan pertama itu memang absurd.

Menuju dilamar . . .
Setelah lebaran. Wadduh, saya lupa harinya :D. Sehari setelah lebaran 2017 pokoknya. Idul Fitri. Bapak, ibu dan tiga adiknya datang kerumah. Dia ditinggal di rumah tantenya di sidrap, ndak dibolehkan ikut. Untunglah. Saya tidak tahu bakal sedeg-degan apa kalau dia juga ikut. Hari itu juga termasuk hari yang panjang. Nunggunya lebih lama ketimbang percakapan orang tua kami. Finally, kami bakal dinikahkan bulan OKTOBER nanti. yeAayy... 

Finally Married . . .
Jumat, 6 Oktober 2017 di mesjid Raodhatul Jannah, calon suami saya mengucapkan ijab qabul. Ternyata suasana ijab qabul itu terlalu biru, saya tidak bisa menahan tangis. Saya cinta banget sama laki-laki ini ya Allah :). 

Terima kasih keluarga dan sahabat-sahabat yang telah mendoakan kebahagian untuk kami. you guys are amazing



Kenapa saya ingin menikah dengannya?
waktu laki-laki ini mengajak nikah, saya tidak menemukan kata tidak di kepala :)

You Might Also Like

0 comments