source from here
Jumat, 23 Maret 2018
Jumat malam, sekitar jam 7, Saya dan suami ke Ratulangi Medical Center untuk check up kondisi kesehatan organ reproduksi saya. Kenapa tiba-tiba check up? karena sudah dua bulan saya gak mentruasi, pas M malah gak lancar dan cenderung sedikit.
Setelah nunggu beberapa menit, dokternya datang. Nama dokternya dr. Ananda, beliau sangat ramah dan positif banget auranya, gak dingin dan seram. Alhamdulillah saya dipertemukan sama beliau, dibanding dokter yang pernah saya temui beberapa tahun yang lalu, waktu saya masih single.
Sedikit info, beberapa tahun kebelakang ini, saya memang rada sering berinteraksi dengan beberapa dokter di Makassar. Pertama dokter gigi (3 orang), dokter THT (1 orang), dokter mata (1 orang), dokter obgyn (4 orang), dokter kulit (3 orang), dokter umum (7 orang), dan dari pertemuan-pertemuan tersebut, saya jadi tahu jenis karakter dokter seperti apa yang saya butuhkan dan nyaman. Dan juga, saya jadi dikatain "terlalu manja" "dikit-dikit ke dokter" dan blablablabla.... Saya pernah coba untuk menelaah kembali terkait masukan tersebut, apakah memang saya ini terlalu berlebihan menyikapi kesehatan saya. Dan hasilnya, saya harus ambil tengah-tengahnya. Saya harus tetap concern sama kesehatan, cari tahu dulu dan tetap saja saya lebih prefer medis ketimbang yang lainnya. Bukan berarti saya gak milih herbal, tapi karena mempertimbangkan lingkungan saya sedikit tidak memungkinkan untuk saya misalnya ke tukang urut pas keseleo karena disini saya gak tahu tukang urut dimana dan saya tidak mau disentuh sama orang asing, yang saya tidak tahu track recordnya. Toh jika saya paksakan malah bisa bikin saya stress. Dan yang kedua, saat pengalaman rinolith kemarin, saya jadi punya pelajaran berharga untuk segera memeriksakan diri jika memang penyakitnya atau gejalanya gak juga sembuh. Karena saya sadar gejalanya itu sejak tahun pertama kerja, tapi karna dipending-pending terus jadinya malah semakin parah. Saya mendiamkan itu hampir dua tahun lebih. Intinya adalah, take care of your self, every step you take is the best choice for you, it's just depend on how you deal with it. Coz it's your life, you are the one who is totally in charge.
Tuh kan,, jadi panjang keluar topiknya :D.
Back to check up dengan dokter Ananda, setelah diajakin masuk sama mbak suster. Dokternya menyambut dengan sangat ramah dan minta maaf karena datangnya telat, see how polite she is. Seperti prosedur pada umumnya saat saya berkunjung ke klinik ini, setelah cerita keluhannya apa dan memang dokter juga sudah baca riwayat pemeriksaan saya dahulu, jadi saya kemudian di arahkan berbaring untuk di USG. Hasil USG baik-baik saja, kata dokternya gak ada kista dsb. Saya kembali duduk disamping suami, kemudian melanjutkan obrolan dengan dr. Ananda. Beliau bilang, kemungkinan saya PCOS, dengan melihat siklus menstruasi yang tidak teratur, jerawat di wajah, dan rambut-rambut yang tumbuh di badan.
Polikistik Ovarium Sindrom ini menurut beliau adalah ketidak seimbangan hormon, dimana hormon androgennya lebih banyak sehingga mencegah terjadinya ovulasi. Sel telur gak bisa keluar kedinding rahim, jadi gak ada yang bisa dibuahi oleh sperma. Untuk itu saya diresepin obat yang harus diminum dua kali sehari, selanya 12 jam antara minum obat. Misalnya malam minumnya jam 8, besok pagi minum lagi. Obat yang diresepkan adalah regumen 5 mg, setelah browsing ini adalah obat yang mengandung Norethisterone atau progesteron sintetik. Jadi progesteronnya yang dinaikkan agar seimbang dengan androgennya, jadi setelah 10 hari mengkonsumsi ini, tiga sampai empat hari setelahnya kita akan menstruasi. Hari pertama menstruasi, saya disarankan lagi ke dokter Ananda atau 3-4 hari setelah selesai mengkonsumsi obatnya, pokoknya saya harus check up. Mens atau gak mens.
Oh iya, obat ini diberikan karena kami ingin memiliki momongan, akan lain ceritanya kalau kami ingin menunda.
Jumat, 9 Maret 2018
Finally saya halangan. Seperti prediksi dokter, lalu saya nelpon kliniknya untuk registrasi pertemuan dengan dokter sepulang kantor. Tapi sayang setelah di klinik, susternya bilang dokter Anandanya gak bisa datang karena ada tugas buat operasi pasien. Jadi saya reservasi lagi buat hari sabtu besoknya. Dan hal yang sama, setelah nunggu sejam, Dokter Ananda kembali tidak bisa datang karena pasiennya mau lahiran. Jadinya saya galau, karna hari ahad klinik tutup. Dokter Ananda in charge di klinik cuma hari kamis-sabtu, lah saya udah hari ke 2 halangan. Jadinya saya bilang ke susternya, gimana kalau saya check sama dokter yang lain. Dan susternya yang sangat baik hati itu bilang gak papa mbak. Jadilah saya mutusin senin balik lagi, tapi ketemu sama dokter Andini. Karena kalau nyamperin dokter Ananda di RS Ananda *namanya sama* kemungkinan bakal antri, pas cek di aplikasi RS, memang sudah full, jadi kalau mau registrasi harus selasa. Lah,, itukan udah lewat lama banget.
Senin, 12 Maret 2018
Back to check up dengan dokter Ananda, setelah diajakin masuk sama mbak suster. Dokternya menyambut dengan sangat ramah dan minta maaf karena datangnya telat, see how polite she is. Seperti prosedur pada umumnya saat saya berkunjung ke klinik ini, setelah cerita keluhannya apa dan memang dokter juga sudah baca riwayat pemeriksaan saya dahulu, jadi saya kemudian di arahkan berbaring untuk di USG. Hasil USG baik-baik saja, kata dokternya gak ada kista dsb. Saya kembali duduk disamping suami, kemudian melanjutkan obrolan dengan dr. Ananda. Beliau bilang, kemungkinan saya PCOS, dengan melihat siklus menstruasi yang tidak teratur, jerawat di wajah, dan rambut-rambut yang tumbuh di badan.
Polikistik Ovarium Sindrom ini menurut beliau adalah ketidak seimbangan hormon, dimana hormon androgennya lebih banyak sehingga mencegah terjadinya ovulasi. Sel telur gak bisa keluar kedinding rahim, jadi gak ada yang bisa dibuahi oleh sperma. Untuk itu saya diresepin obat yang harus diminum dua kali sehari, selanya 12 jam antara minum obat. Misalnya malam minumnya jam 8, besok pagi minum lagi. Obat yang diresepkan adalah regumen 5 mg, setelah browsing ini adalah obat yang mengandung Norethisterone atau progesteron sintetik. Jadi progesteronnya yang dinaikkan agar seimbang dengan androgennya, jadi setelah 10 hari mengkonsumsi ini, tiga sampai empat hari setelahnya kita akan menstruasi. Hari pertama menstruasi, saya disarankan lagi ke dokter Ananda atau 3-4 hari setelah selesai mengkonsumsi obatnya, pokoknya saya harus check up. Mens atau gak mens.
Oh iya, obat ini diberikan karena kami ingin memiliki momongan, akan lain ceritanya kalau kami ingin menunda.
Jumat, 9 Maret 2018
Finally saya halangan. Seperti prediksi dokter, lalu saya nelpon kliniknya untuk registrasi pertemuan dengan dokter sepulang kantor. Tapi sayang setelah di klinik, susternya bilang dokter Anandanya gak bisa datang karena ada tugas buat operasi pasien. Jadi saya reservasi lagi buat hari sabtu besoknya. Dan hal yang sama, setelah nunggu sejam, Dokter Ananda kembali tidak bisa datang karena pasiennya mau lahiran. Jadinya saya galau, karna hari ahad klinik tutup. Dokter Ananda in charge di klinik cuma hari kamis-sabtu, lah saya udah hari ke 2 halangan. Jadinya saya bilang ke susternya, gimana kalau saya check sama dokter yang lain. Dan susternya yang sangat baik hati itu bilang gak papa mbak. Jadilah saya mutusin senin balik lagi, tapi ketemu sama dokter Andini. Karena kalau nyamperin dokter Ananda di RS Ananda *namanya sama* kemungkinan bakal antri, pas cek di aplikasi RS, memang sudah full, jadi kalau mau registrasi harus selasa. Lah,, itukan udah lewat lama banget.
Senin, 12 Maret 2018
Saya ketemunya sama dokter Andini, dokternya ramah dan lebih energik. Kalau dokter Ananda kan orangnya lembut dan elegant. Kalau warna, dr. Ananda itu pink soft sedangkan dr. Andini itu warna kuning atau biru. Kebayang gak??:D.
Oke, setelah menjelaskan duduk perkaranya, dan dibantu sama penjelasan suster, dokternya bilang "Wah,, udah telat kalau mau program hamil. Jadi kemarin itu, dokter akan memberi tahukan bagaimana cara berhubungan biar bisa hamil" Saya agak gimana gitu dengarnya, antara shock dan kikuk, jadinya cuma bisa nyengir.
Saya di USG, dan mendengarkan penjelasan dokter Andini. kemudian hasilnya USG-nya sama dengan yang sebelumnya, ndak ada apa2. Balik duduk lagi kemudian diresepin vitamin e dan asam folat. Dikonsumsi berdua sama suami setiap hari, sekali sehari + kalo bisa saya minum susu prenagen esensis atau merek lain yang ada esensisnya. Dan makan toge yang ekornya pendek, katanya itu bisa didapatkan dengan merendam kacang ijo selama dua hari. kalau kemarin dokter Ananda gambar rahim di kertas, kali ini dr. Andini gambar toge ekor pendek. :D Dan jangan lupa berdoa sama Allah sebelum minum obatnya, Terakhir, bulan depan kalau masih M, hari pertama disuruh balik lagi buat diajarin. Tapi kata doi, semoga udah gak M lagi sambil senyum. Aamiin yah Allah, terima kasih dokter. btw., ini saya periksa, suami gak ikut masuk karena lagi sholat magrib di mesjid. Karena dokternya gak nanyain juga, jadilah saya juga gak ngeh harus nunggu suami atau gimana2 lainnya.
Pas selesai, suami nanya kenapa ndak nunggui dan bla-bla, saya cuma nyengir. Bingung mau jelasin gimana.
Oke, setelah menjelaskan duduk perkaranya, dan dibantu sama penjelasan suster, dokternya bilang "Wah,, udah telat kalau mau program hamil. Jadi kemarin itu, dokter akan memberi tahukan bagaimana cara berhubungan biar bisa hamil" Saya agak gimana gitu dengarnya, antara shock dan kikuk, jadinya cuma bisa nyengir.
Saya di USG, dan mendengarkan penjelasan dokter Andini. kemudian hasilnya USG-nya sama dengan yang sebelumnya, ndak ada apa2. Balik duduk lagi kemudian diresepin vitamin e dan asam folat. Dikonsumsi berdua sama suami setiap hari, sekali sehari + kalo bisa saya minum susu prenagen esensis atau merek lain yang ada esensisnya. Dan makan toge yang ekornya pendek, katanya itu bisa didapatkan dengan merendam kacang ijo selama dua hari. kalau kemarin dokter Ananda gambar rahim di kertas, kali ini dr. Andini gambar toge ekor pendek. :D Dan jangan lupa berdoa sama Allah sebelum minum obatnya, Terakhir, bulan depan kalau masih M, hari pertama disuruh balik lagi buat diajarin. Tapi kata doi, semoga udah gak M lagi sambil senyum. Aamiin yah Allah, terima kasih dokter. btw., ini saya periksa, suami gak ikut masuk karena lagi sholat magrib di mesjid. Karena dokternya gak nanyain juga, jadilah saya juga gak ngeh harus nunggu suami atau gimana2 lainnya.
Pas selesai, suami nanya kenapa ndak nunggui dan bla-bla, saya cuma nyengir. Bingung mau jelasin gimana.
Santa-e 400 dan folavicap 400 |
Tuh suplemen yang lagi saya dan suami konsumsi setiap malam, dan tambah susu prenagen esensis rasa coklat, dikonsumsinya 4 jam sebelum atau sesudah minum suplemennya. Btw, yang kata orang prenagen itu ndak enak, saya malah enak banget. Hanya saja, beberapa waktu tiap abis minum susu pasti bawaannya mules. Untuk menghindari mules, akhirnya saya cari waktu yang tepat untuk mengkonsumsinya. Pagi sebelum sarapan, minum susu, saya mules. Abis makan siang, saya juga mules dan sore setelah makan bakso waktu itu, saya juga mules. Kapan saya tidak mules?? pas saya konsumsi jam 4 setelah sholat asar. Jadi perutnya ndak kosong, dan gak full juga. empat jam setelahnya baru minum suplemen. Seperti itu.
Setelahnya...
Jadi setelah didiagnosis PCOS, entah sayanya yang stres berat atau gimana. Emosi saya naik turun banget, saya bisa nangis dan drama panjang. Semakin saya belajar banyak, baca review, baca buku, nonton youtube yang semuanya bahas PCOS, saya semakin tak bisa dideskripsikan. Dan amukan saya pasti ke suami.
Baru beberapa hari ini saya agak baikan, dan lebih mencoba inhale exhale walopun masih sering kebobolan. Seperti tadi pagi, saya tetiba gloomy karena pas bangun baca chat yang dikirimin temen yang isinya capture-an ig tya ariestya dengan caption yang nyessss. OMG, saya baru tau kalo tya itu PCOS. Dan saya mikir ya Allah, beratnyahh... Apa iya saya akan sesulit itu nantinya...
Kemudian, suami bilang ikhtiar dek, habluminallahnya kita perbaiki sama-sama. Insya Allah...
Saya menulis postingan ini, selain untuk berbagi informasi, sebenarnya untuk mengingatkan diri saya dimasa depan, seperti surat-surat yang pernah saya buat untuk diri saya dimasa depan. Dan sebenarnya untuk anak-anak saya nantinya, jika Allah mempercayakan saya menjadi seorang ibu. Saya ingin memberitahukannya detail hidup seperti apa yang saya lalui.
Dear you,
Halo sayang, ini ibu lagi nulis surat buat kamu. Ibu ndak tahu apa kamu akan membacanya dan mengerti apa yang ibu tulis ini. Ibu hanya ingin kamu tahu bahwa ibu sudah merindukan kamu. Nak, sampai ketemu.
Sayapun masih bingung akan memilih sebutan seperti apa nantinya, apa ibu atau mama. Insya Allah.
source from here |