Cerpen : Aku merindukanmu
June 01, 2012
Rasanya malam ini aku ingin berlari , berlari menuju suatu ruangan atau entah apa namanya. ingin kubuka pintunya jika memang ada atau apapun yang dapat membuatku masuk dan menemukan seseorang yang sedang duduk mematung memandangi layar komputer, benda aneh yang menghipnotis. Akan kugenggam kuat tangannya dan kutarik tak peduli, dia setuju atau tidak. yang jelas dia tak kan melepaskan genggamanku, yah aku yakin itu.
Berlari dibawah cerahnya langit biru dan lembutnya awan putih. semakin cepat langkah kita semakin riang hembusan angin menciumi tubuhku dan tubuhmu. hingga nafas kita tersengal-sengal menghentikan langkah kaki yang mulai gemetaran. tapi keadaan itu tak membuatku melepaskan tanganmu, karena aku butuh jemarimu. dengan tangan yang saling terpaut, aku mampu melihat dunia ini jauh lebih indah.
Kita sekarang terhenti tepat diatas hamparan bunga dan rumput, mungkin seperti dibukit-bukit dalam cerita dongeng pengantar tidur. sekarang kita merapat dengan bumi, melepas tatapan hanya pada langit dan awan. senyum segera tersungging diwajah kita, perasaan bahagia mengalir deras namun tetap menenangkan. yah.., seluruh alam menyaksikan kita bersama dengan tangan yang masih terpaut. jika Tuhan mau memanggilku saat itu juga, aku pasti dengan senang hati mengiyakan.***
Malam ini aku mendesain mimpi ini untuk menahan rinduku yang semakin hari semakin membeku. aku ingin sekali menggapaimu, menarikmu dari setumpuk kesibukan duniamu. aku ingin mendekapmu erat sekali, hingga rindu ini perlahan cair. apa kau tahu bagaimana dinginnya rindu ini menyiksaku saat aku tak punya cara menghalaunya.Mungkin kau tak habis pikir bagaimana aku merindukanmu dengan detail disetiap alur waktuku. memenuhi isi kepalaku tentangmu. hingga semua inderaku hanya terpusat padamu. bagaimana mungkin hembus nafasku mengantar pikirku untuk membauimu. aku bahkan mengatakan rindu ini hal gila yang menghampiriku dengan sadar.
Berlari dibawah cerahnya langit biru dan lembutnya awan putih. semakin cepat langkah kita semakin riang hembusan angin menciumi tubuhku dan tubuhmu. hingga nafas kita tersengal-sengal menghentikan langkah kaki yang mulai gemetaran. tapi keadaan itu tak membuatku melepaskan tanganmu, karena aku butuh jemarimu. dengan tangan yang saling terpaut, aku mampu melihat dunia ini jauh lebih indah.
Kita sekarang terhenti tepat diatas hamparan bunga dan rumput, mungkin seperti dibukit-bukit dalam cerita dongeng pengantar tidur. sekarang kita merapat dengan bumi, melepas tatapan hanya pada langit dan awan. senyum segera tersungging diwajah kita, perasaan bahagia mengalir deras namun tetap menenangkan. yah.., seluruh alam menyaksikan kita bersama dengan tangan yang masih terpaut. jika Tuhan mau memanggilku saat itu juga, aku pasti dengan senang hati mengiyakan.***
Malam ini aku mendesain mimpi ini untuk menahan rinduku yang semakin hari semakin membeku. aku ingin sekali menggapaimu, menarikmu dari setumpuk kesibukan duniamu. aku ingin mendekapmu erat sekali, hingga rindu ini perlahan cair. apa kau tahu bagaimana dinginnya rindu ini menyiksaku saat aku tak punya cara menghalaunya.Mungkin kau tak habis pikir bagaimana aku merindukanmu dengan detail disetiap alur waktuku. memenuhi isi kepalaku tentangmu. hingga semua inderaku hanya terpusat padamu. bagaimana mungkin hembus nafasku mengantar pikirku untuk membauimu. aku bahkan mengatakan rindu ini hal gila yang menghampiriku dengan sadar.
0 comments