Cerpen : Di Ujung Jalan Itu -3

February 01, 2013

*Cerita sebelumnya "Di Ujung Jalan Itu - 2"

-----
Monika menggamit lengan Alex hingga rapat dengannya, menunjukkan kesan mesra pada maminya. Tak berdaya, Alex membiarkan lengannya digandeng oleh tunangannya itu. Senyum merekah dan kelegaan terpancar jelas diwajah calon ibu mertuanya tersebut. Mereka kemudian mengobrol dan saling bertukar sapa. Monika tak pernah sedikitpun melepas genggamannya dari tangan Alex, meski beberapa kali Alex berusaha menarik tangannya. Perlakuan Monika, membuat Alex kikuk dan sedikit gerah. Ingin sekali ia melepas paksa genggaman tunangannya itu namun urung dilakukannya karena tak ingin menyinggung perasaan calon mertuanya. Selain itu, ada seseorang yang sangat ia khawatirkan perasaannya yang sedari tadi dipunggunginya. Entah kenapa rasa khawatir itu semakin lama semakin besar hingga ia tak sanggup, dan akhirnya Alex memohon diri ke kamar kecil. Ia bergegas meninggalkan tunangan dan calon mertuanya, sembari melempar pandangan pada gadis yang membuatnya sesak sedari tadi. Namun sayang, Nindy yang dipandangnya tersebut tak membalas pandangannya. Gadis itu terlihat asyik mengobrol dengan temannya.

Kucuran air dari keran memenuhi tangan  Alex yang kemudian membasahi wajahnya. Alex menatap kaca wastafel, menghembuskan nafasnya perlahan. Dadanya yang sesak perlahan-lahan tenang, ia mencoba membuat pikirannya rileks. Ia menarik tisu kemudian menyeka air yang membasahi wajahnya. Alex keluar dari toilet kembali ketempat duduknya. Beberapa langkah dari mejanya, gadis yang sedari tadi mencuri perhatiannya berada tepat di hadapannya. Mereka saling berpandangan, jantung keduanya sama-sama berdegup kencang. Sebelum mengucapkan sepatah katapun, Nindy berlalu dari hadapannya dengan wajah datar. Beberapa saat Alex mematung, kemudian melangkah menuju Monika yang sedari tadi memandanginya heran.

Wajah datar jauh dari ekspresi yang diharapkan dari wajah yang selama ini Alex rindukan. Hatinya seolah-olah retak, kini Alex menatap lekat wajah Monika yang tersenyum penuh cinta padanya. Alex sadar selama ini telah mengabaikan wanita yang selalu memperhatikannya. Perhatian dan kasih sayang dari Monika tak diindahkannya sama sekali karena bayang Nindy, wanita yang masih ia cintai namun sepertinya telah melupakannya. Semuanya berkecamuk dipikiran Alex, kini dia mendapati dirinya berada dipersimpangan. Alex terhenyak saat genggaman lembut Monika memegang erat jemarinya. Untuk pertama kalinya Alex merasa genggaman itu sedikit menyentuh ke hatinya.

-Aku akan menunggumu menoleh kearahku, melihat aku yang mencintaimu dan mendapati aku yang selalu setia dengan cintaku pada dirimu yang hatinya begitu dingin. Untuk tiap perhatian yang kucurahkan tanpa kesadaranmu untuk menikmatinya.- Monika.


You Might Also Like

0 comments