Letter for Kinci #8 : XX-XX "wajah cinta lainnya"

February 07, 2013

Kebersamaan kita menghadirkan semburat merah muda di pipi, sel-sel dengan senang hati mensekresikan endorfin yang dengan lincahnya mengundang tawa renyah diantara kita. Kita punya cerita ditiap tatap dan sapa, pada kata yang terucap atau sebatas kata dari jemari yang giat mengetikkannya diatas keyboard. Atau disudut resto cepat saji dengan minuman berkarbonasi atau kopi yang selalu jadi favoritmu. Rasanya jadi manis sekali, kita seperti soda yang meletup-letup dimulut. Aku dan kamu.

Kata cintapun jadi paling mendominasi untuk menceritakan kamu dan aku. Karena aku tak pernah ragu atau malu mengatakan I Love You kemudian mendaratkan bibirku dipipimu. Ini terlihat vulgar, kata yang tertulispun jadi ambigu. Hingga mereka mengusik kita, memaknai cintai kita seenak jidatnya. Biasanya aku hanya akan menertawai mereka, dan sesekali menggodamu. 

Tapi malam ini, aku ingin menuliskan surat putus. Surat putus antara kita dan mereka. Bahwa kita akan terus saling mencintai dengan cara kita dan persepsi kita. yah, kita berdua. Kau dan aku. Karena kau adalah wajah lain dari cinta. Rasa yang selama ini terdeteksi dikepalaku, yang kita dan mereka menyebutnya di hati. 

Mereka bilang kita "lesbian" karena menyukai sesama jenis. Mereka memang ada benarnya, kromosom kita sama, aku XX kamupun demikian. Dan memang kita lebih dari saling menyukai, karena kita saling mencintai. Tapi mereka tak bisa seenaknya me-label-i cinta ini dengan kata "lesbian". 

Bukankah cinta tak perlu definisi, karena itu adalah sebentuk rasa yang mudah diterima bagi mereka yang berfikir. Aku mencintai Tuhanku, dan Tuhankupun menyuruhku untuk mencintai ciptaan-Nya. Baik itu dia yang berkromosom XY atau kamu yang kromosomnya sama denganku. yang kuyakini, selama cintaku masih bersumber dari-Nya, maka semuanya akan baik-baik saja.




You Might Also Like

0 comments