In
Daily move,
Ini tahun kedua dimana saya udah selesai kuliah dan boyong gelar S.Si, gelar yang jarang banget ketauan karena cuma saya pakai di surat lamaran kerja dulu. Gelar ini gak mungkin saya pakai kalau lagi nulis nama di lembar report "kerjaan" sekarang, secara di kantor gak ada orang yang nulis nama pakai title :D. Mungkin akan beda kalau saya kerjanya ditempat lain. Saya bisa prediksi, kalau saya awet di kerjaan sekarang, mungkin saya ketemu title S.Si ini pas nanti kalau mau cetak undangan *eh. Saya malah baru nyadar kalau saya udah ada titlenya pas nulis postingan ini. Jadinya senyam-senyum sendiri.
Saya ingin mengenang jurusan saya, mungkin sekedar berbagi dengan kalian yang juga sedang rindu, yang lagi kuliah atau mungkin yang lagi mempertimbangkan jurusan kuliah mana yang akan diambil. Dari hati yang paling dalam saya bilang kalau saya benar-benar senang kuliah di Jurusan Biologi Unhas. Ada hal yang sudah banyak saya lakukan disana, meski saya akui banyak juga yang saya lewatkan. Tapi tak apa, saya masih bisa melakukan hal yang saya lewatkan dengan cara berbeda sekarang.
Hai waktu,
Sepertinya kamu butuh berdiet, memangkas beberapa tahun yang ada
Kembali ke porsi dimana tubuhku tidak sebesar ini
Pikiranku tidak meracau hal yang berat-berat
Dan duduk tidak begitu meneposkan pantat
Seperti sore ini,
Telingaku berdengung dan alisku nyaris terpaut jadi satu
Tak heran jika jidatku bak sawah dimusim kemarau
Tragisnya hidupku yang sebentar lagi 24
Jika malam tiba, aku hanya ingin segera rebah. Walau tahu tidur tak senyenyak dulu.
Dulu di kampung, ibuku akan mulai mengomel jika aku masih sibuk bermain dan enggan masuk kamar.
Sekarang aku berdoa agar malam betah dan pagi telat datang
Karena kantuk sepertinya tak mau habis
Dulu aku benci malam, ingin dia cepat berlalu agar aku segera menjemput pagi. Air sumur yang dinginnya menusuk bisa jadi obat agar lebih melek. Jarak 2 km tidaklah jauh, aku malah ingin lebih jauh lagi dari rumah. Aku ingin bermain.
Hai Waktu, tega nian dirimu membawaku kesini.
Mungkinkah kau meninggalkan sesuatu, dimasa aku masih giat bermimpi.
Sekarang aku tak punya itu. Aku tersesat. Sepertinya.
Aku hanya bercanda padamu, jangan khawatir. Aku baik saja.
Ini hanya rindu.
Rindu bisa jadi selabil ini jika nalar sedang mati suri.
Semangat compang-camping.
Dan aku sering merinding.
karena minim dinding namun banyak maling.
Sebentar lagi 24.
Kontrakan bumi bisa saja lunas, dan harus pulang ke akhirat.
Bertemu sang Maha Cinta, insha Allah di syurga.
Aku ingin bertanya [?]
Pagi ini ada cerita tentang seseorang yang merasa bersalah, seseorang tersebut adalah saya!
- Saya merasa bersalah karena semalam saya bingung bagaimana menghabiskan "gaji" agar cukup untuk sebulan dan bisa membeli apa yang saya butuhkan. Saya ingin menambah baju, menambah sepatu, membeli serum wajah "impor" dan suplemen makanan. Dan pagi ini diangkutan umum saya melihat seorang pria paruh baya sedang ngos-ngosan mengayuh becaknya. Dia memakai kopiah dan badannya kurus kering, wajahnya mengkilat karena keringat yang bercucuran itu diterpa sinar matahari pagi. Mungkin tukang becak itu baru akan memulai aktifitasnya mencari penumpang. Saya merasa bersalah karena melihat wajahnya tidak bahagia, dia kelelahan dan tampak sedih. Saya merasa bersalah karena tidak mampu membagi keceriaan saya pagi ini yang bersemangat masuk kantor. Dan semakin merasa bersalah karena "uang" yang saya titip keteman (biasanya hari jumat) tidak saya berikan saja untuk orang-orang seperti mereka atau siapa saja yang butuh. Setiap hari saya dengan mudah menjumpai mereka. Kenapa saya harus menitipkan? kenapa tidak memastikan uang itu sendiri akan kemana. Saya merasa mesjid di makassar sudah sangat banyak, saya tidak tahu dengan kondisi panti asuhan dan panti jompo tapi keadaan dijalanan semakin hari semakin ramai dipenuhi para "orang tua" dan "anak kecil". Entah mereka menjual koran, beberapa buah, buku usang, lem korea, ojek payung atau hanya menengadahkan tangan. Harusnya saya bertanggung jawab untuk "uang" yang menjadi hak mereka benar-benar sampai pada mereka, itu tanggung jawab saya dan tidaklah sulit.
- Saya merasa bersalah saat bersusah-susah menahan ngemil karena ingin mengurangi bobot tubuh dan mengubah kebiasaan "terlalu banyak makan". Saat banyak anak kecil didepan mall panakkukang meminta apapun yang sedang dikunyah oleh orang-orang yang keluar dari Mall, entah itu burger, es krim, donat dan cemilan lain. Dan lebih miris saat beberapa perempuan dewasa dengan satu tangannya menggendong bayi dan tangan yang lain memegang mug plastik, dia menghampiri orang-orang meminta "belas kasih".
- Saya merasa bersalah saat sabtu minggu hanya habis di mall atau tiduran di rumah. Padahal saya tahu di pinggiran danau Unhas ada kegiatan berbagi dengan para anak jalanan. Saya ini seorang sarjana, sudah 16 tahun mengecap manisnya pendidikan tapi tak seberapa yang saya berikan untuk mereka. Saya sibuk membaca, menonton dan melupakan kewajiban untuk memberi apa yang saya punya.
Mestinya saya lebih cepat sadar untuk bisa lebih peka. Dan tak sekedar mengasihani, tapi meluangkan waktu, materi dan ilmu untuk mereka. Tidak mempertanyakan atau bahkan menyalahkan pihak yang mestinya bertanggung jawab. Saya harusnya bergerak, sedikit demi sedikit, menggapai mereka yang dekat dan mengajak "saya" yang lain untuk turut berpartisipasi agar semua "saya" di Makassar peka dan aktif bergerak. Agar semakin sedikit yang turun kejalan untuk bersorak, mengeluh, mencemoh karena semakin banyak yang menelusuri lorong untuk berbagi dan merasakan.
Hati manusia pada dasarnya adalah suci, waktu lah yang membentuknya menjadi egois dan tamak. Syukurlah manusia diciptakan tak sendiri, sehingga proses sosialisasi dapat menumbuhkan kepekaan dan rasa kasih sayang yang melunturkan keegoisan dan ketamakan.
![]() |
source |
![]() |
source |
"Everybody can be great because everybody can serve"-Martin Luther King Jr.
In
Daily move,
Unwell
Badan rasanya mau rontok semua, standing applause deh buat virus atau bakteri yang bisa nyerang antibodi secepat ini! Mama, rasanya pengen segera terbang ke rumah. rebahan dan minta dipijitin. Trus diseduhin teh hangat. Mama, bapak, saya mau pulang. Lagi gak enak badan :')
![]() |
source |
![]() |
my wedges |
Wedges ini mengajarkan saya hasil dari sebuah kesabaran. Why? ceritanya seperti ini, saat pertama kali saya memakai sepatu ini, kaki saya sakit jadi akhirnya mikir kalau sepatu ini gak cocok buat dipakai lagi. Tapi karena merasa sayang, akhirnya saya tetap memakainya dan berharap besok-besok bakal terbiasa. Hari pertama
Kemarin waktu jalan-jalan ke Grahamedia M-TOS (Makassar Town Square), saya beli buku ini. Tadinya mau beli majalah, tapi karena dompet lagi seret-seretnya akhirnya niatnya dibatalkan. Buku ini jadi prioritas dulu. Ini buku pertama saya ditahun 2015, harganya 27.000. Buku ini kecil, cuma berisi 108 halaman pas lah buat jadi buku saku.