Memulai Lagi
June 15, 2016
Jika seseorang dari masa lalu masih terselip disetiap ingatan saat ini, mungkin ini yang namanya gagal move on. Gagal move on yang paling tidak berkelas adalah masih menguntit segala kelakuannya hari ini hingga ia tertidur lalu bangun esoknya.
Menemukan tulisan ini di draft, karena mata masih on dan kebiasaan jaman kapan kembali lagi "nulis tengah malam" akhirnya saya melanjutkan tulisan ini sambil meraba-raba ide awalnya apa bisa sampai nulis beginian. Dan, saya menerka kalau postingan ini berkaitan dengan sesuatu yang akhirnya kembali.
Perkara move on tidak move on- sepertinya sudah saya close, siapa yang lebih tahu hal itu selain saya? tidak ada kan. Karena move on telah berlalu, akhirnya hal yang pernah hilang kembali lagi. Wait, ini bahas apa yah. Emm, bentar dulu deh, saya merapikan isi kepala dulu biar hasil tulisan ini saya mengerti esok hari.
Saya kedatangan orang baru, orang baru yang sebenarnya bisa dibilang dari jaman dahulu kala. Orang baru yang tidak ingin disebut orang asing, yang padahal memang iya. Orang baru yang entah kenapa membuat seisi margasatwa berasa ada dalam perut.
Di usia yang masih sebegini, saya semakin tidak berani mendefinisikan perasaan dengan kata yang dipahami banyak orang. Saya semakin takut melabeli apa yang saya rasakan dengan istilah yang menjadi kesepakatan banyak orang. Saya memiliki bahasa sendiri, bahasa yang jika ada yang mengerti berarti merasakan hal yang mungkin sama. Dengan begitu, maka saya akan senang, karena saya bisa menemukan teman belajar.
Jika kamu adalah orang yang pernah merasakan "tulisanmu dimengerti oleh seseorang" pasti tahu bagaimana rasanya.
Kembali pada D. orang asing yang menyenangkan. Minim ekspresi tapi sarat makna. Ini bisa jadi tagline acara televisi sepertinya. Entahlah saya sudah sejauh mana mengenalnya, yang saya tahu saya merasakan banyak hal positif yang bertambah dalam hidup saya. Banyak drama yang ditanggapinya dengan sangat baik. Dia memberi saya ruang, hal yang jarang saya temukan.
Entah ini disebut mabuk atau yah seperti itulah, tapi saya menyukainya. Seperti menyukai langit, bintang, gunung, lalu apa lagi yang harus saya sebutkan, ini saya tidak mengartikan suka yang detail seperti itu. Saya mendapatkan ketenangan, dia adalah salah satunya. Dia yang ...., tahu porsinya.
Jika tulisan ini harus menjelaskan seperti apa dia, maka dia seperti malam. tempat menyepi. Sekali lagi, dia adalah tempat menyepi.
*lalu setelahnya akan seperti apa
*Rindu dan lapar itu ternyata memiliki kekerabatan
0 comments