Review Film: Supernova
December 16, 2014"Ferre, kamu memang mencintaiku dengan cara yang tepat". -Rana
"Aku sudah pasti menang sayang, karna detik inipun aku telah merindukanmu". -Ferre
"Aku akan menjadikanmu wanita paling bahagia dimuka bumi ini"-Arwin
"Aku tahu semuanya. Jangan menangis lagi sayang, aku tidak sanggup melihatmu seperti ini. Lama aku melihatmu menangis diam-diam dan itu sangat menyakitkan. Aku sangat mencintaimu, dan kamu tidak akan bisa mengetahuinya. Aku akan tetap mencintaimu sebagai istriku atau bukan. Karena perasaan ini sudah cukup untuk membuatku tetap berjalan dengan atau tanpamu. Jika kamu mencintainya, maka aku rela kamu pergi dengannya. Maafkan aku sayang, aku tidak menjadi suami yang dapat mewujudkan pernikahan yang kamu impikan." -Arwin
"Ferre, terima kasih telah membuatku bebas, aku sangat mencintaimu namun bukan berarti kita mesti bersama. biarkanlah aku kembali ke setapak kecil hidupku. Rasa ini telah mengkristal" -Rana
"Tuhan, kenapa engkau membuat semua orang yang kucintai meninggalkanku"-Ferre
Penggalan kalimat barusan saya galih dari sisa-sisa ingatan semalam. Tidak akan persis sama dengan dialog tokohnya, namun seperti inilah kira-kira yang tersimpan di otak saya. Saya tidak begitu sering membaca novel, dan belum bisa bilang kalau saya penikmat novel. Novel yang pernah saya habiskan bisa dihitung jari. Mungkin karena kesalahan saya juga, dimasa lalu saya pernah terjebak dengan novel biasa saja yang isinya membuat saya alergi. Dan suramnya, "alergi" tersebut membuat saya memukul rata semua novel. Tapi akhir-akhir ini saya sudah mulai lagi mengkalibrasi pandangan saya terhadap novel. Mungkin saya akan membaca satu yang di-"bilang" bagus.
Tapi beda halnya dengan film, saya pasti berani bilang kalau saya penikmat film. Saya pernah menemukan karikatur lucu di internet, perbandingan antara seseorang yang membaca buku dengan yang menonton. Yang membaca buku digambarkan memiliki imajinasi sedangkan yang menonton tidak berimajinasi sama sekali. Sepertinya saya belum begitu setuju.
Baiklah, saya belum membaca novelnya, tepatnya belum semuanya. Hanya halaman yang memuat percakapan antara Dhimas dan Reuben yang pernah sekali saya baca dan berhasil membuatnya saya pulas. Saat rilis pertama kali, saya sudah berencana menonton film supernova karena pemainnya Raline Shah. Saya memang suka dengan Raline Shah. Mungkin karena dia menghabiskan malam yang diguyur hujan dengan mengetik (adegan Riani di 5 cm). Namun karena sibuk saya belum menonton juga, hingga teman saya bilang kalau film ini "ZONG" cukup menggambarkan kalau filmnya gagal. Dan niat saya berhasil digagalkan juga, soalnya udah under estimate duluan.
Tapi sepertinya, saya emang udah di "atur" buat nonton supernova.*******blablabla******
bla-blaa itu means banyak yang mau saya bilang, tapi terkendala waktu :D
Over all film ini nyampe kok pesannya, emang akting aktrisnya rada kaku. tapi yahhhh, bisalahh..
"Saat kita hanya bisa melihat hitam dan putih maka saat itulah terjadi turbulensi di kehidupan kita. Pesan ini bener-bener terdeliver dengan baik ke otak saya. Dan saat itu pula saya merasa "zing", saya connected. Manusia dimuka bumi ini memang "connected" satu dengan lainnya. Saya ingat lirik lagu Barbie "connected". Kemudian perasaan saat kita bersepakat dengan seseorang yang baru kita kenal dan kita merasa "connected". Begitu pula saat saya membaca blog Tika misalnya, saya merasa "connected". Saat training MT, pak Fadli bilang kita connected sambil menampilkan video. Dan saya menyadarinya lagi semalam."
Film ini memaparkan banyak tentang manusia, eksistensi seseorang di muka bumi. Kehadiran kita dibumi ini hanya sebagai penikmat dan pengamat, yah ini yang disampaikan DIVA atau Supernova. Bukan yang mengadili. Sedikit orang yang benar-benar hidup, mungkin seperti teori yang disampaikan Reuben tentang seekor kucing yang selamat dari kematian. Begitu pula dengan Ferre.
Saran saya adalah, sebaiknya kalibrasi dulu penilaianmu sebelum menyaksikan film ini. Setelah menonton Supernova, saya bisa lebih rileks semalam. Mungkin saya akan membaca novelnya, libur natal mungkin. :)
pict. from here
0 comments