Ngobrol seputar Sosial Media
August 05, 2015
Weekend kemarin terlewati dengan bahagia. Ada dua hal yang tersisa dari weekend kali ini: 1. Kalau gak mau monday blues yah jangan punya sweet weekend hehehe. Saya cuma bercanda kok, cuma buat ketawa doang. Saya pernah beberapa kali dan mungkin sedikit berulang kali mengeluh tentang pekerjaan, pengennya cuma liburan. Dan akhirnya saya menyadari saya harus bersyukur atas apa yang saya miliki dan jalani saat ini. Jika tidak ada sibuk, mana bisa saya tahu asyiknya liburan. Iya kann??? hehehe.
Yang kedua adalah efek medsos terhadap genmud a.k.a generasi muda. Ini bukan judul tesis atau apapun itu, kali ini saya serius memikirkan hal ini. Jadi ceritanya berawal saat saya streaming youtube, kegiatan ini adalah efek dari murahnya kuota hahahah. Dan streaming youtube ini membawa saya pada seorang perempuan yang mungkin lagi hits, inisialnya "CC" dikenal dengan ratu meme. Saat mengunjungi insta si CC, ternyata benar dia memang ratu meme. Meme-meme yang dibuatnya lumayan lucu, tapi tidak begitu bisa membuat saya tertawa. Dan saat saya melihat postingan selanjutnya, saya terenyuh. Saya cek koment untuk postingan yang membuat getir itu. dan koment-komentnya malah semakin membuat saya miris. Ada dua ribu lebih koment yang tidak mampu saya baca semuanya, cuma bisa baca sekitar 20-an.
Kenapa saya miris?? karena yang dijadikan lelucon adalah gerakan shalat. Yang koment lucu dan ngakak mostly perempuan berjilbab. dari 20an komen yang saya baca cuma satu komen yang mengatakan "tidak selayaknya kegiatan shalat dijadikan candaan, sebaiknya kita bisa saling menghargai antar umat beragama". Dan saya sependapat dengan koment itu, tapi tak ada satupun orang atau si pemiliki akun yang menanggapi.
Saya bukan bermaksud memperbesar masalah yang sangat sensitif seperti ini, saya hanya sekedar mengungkapkan kegelisahan dan keprihatinan. Ada baiknya kita bisa dengan bijak menggunakan medsos, mengangkat bahan candaan dan memilih role model kita atau panutan kita karena secara tidak sadar orang-orang tersebut akan mempengaruhi hidup kita. Mempengaruhi pikiran dan tindakan kita.
Inipun adalah peringatan buat saya sendiri, karena saya juga pengguna medsos. Saya tahu rasanya bagaimana medsos mempengaruhi hidup saya. Melalui medsos saya bisa mengekspresikan diri, mencari tahu sesuatu, menilai orang lain dan menemukan ide serta beberapa hal lain. Tapi yang paling besar adalah terkait eksistensi diri dan penilaian kepada orang lain. Seriously, saya bisa menilai orang dari social medianya. Dan saya percaya dengan pendapat saya ini, maafkan saya untuk hal itu. Tak sedikit saya illfeel dengan orang karena medsosnya, hahaha. maafkan saya, sejujurnya saya hanya tertarik dengan orang yang masuk kriteria "positif people versi me", saya punya listnya. Saya pernah ngetweet seperti ini "Cowok yang keren itu yang punya sosmed tapi jarang atau gak pernah update status terkait kehidupan pribadinya". Dan yap, saya suka orang seperti itu. Yang tidak lagi mencari ekasistensi diri via social media.
Kembali ke pembahasan generasi muda, pengguna sosmed itu kebanyakan anak belasan tahun. Bayangkan mereka dengan bebas mengakses dan memilih role modelnya. Berapa banyak hujatan yang bisa kita temukan di sosmed. Candaan yang tidak berbotot dan bejubel orang yang tertawa dengan candaan tersebut. Oh sudahlahh, saya mulai lagi hahaha..
Pointnya adalah mari bijak dengan perbuatan kita di sosmed. terutama saya sendiri,, kemarin teman saya ngajakin menghapus sosial media. Tapi pemikiran itu masih dipertimbangkan. Alasan kami yah hampir sama. Sekarang saya sudah menghapus path, bagaimana denganmu ya?? :D
Kalau sosial media yang lain ??*ya elahh emang sosmednya berapa sih :D*. Saya cuma punya twitter, facebook (satunya udah dihapus, satunya lagi ada cuma buat main chriminal case), insta dan pinterest. Twitter udah jarang dimainin, cuma dipake kalo ada penulis buku yang kece. Buat mention-mention gitu sama nyapa teman blog *temen blog cuma satu doang, cuma TIKA* hahaha. trus ada pinterest, saya menyarankan sosial media ini untuk digunakan bagi kalian yang suka gambar dan butuh ide-ide cemerlang. Hampir keseluruhan kerjaan saya akhir-akhir ini dapat idenya dari pinterest. Saya suka sekali dengan pinterest. Instaaa, sosmed ini untuk sekarang masih dipertahankan. hahaha... btw acuhkan semua "hahahaa" dipostingan ini.
Kenapa saya miris?? karena yang dijadikan lelucon adalah gerakan shalat. Yang koment lucu dan ngakak mostly perempuan berjilbab. dari 20an komen yang saya baca cuma satu komen yang mengatakan "tidak selayaknya kegiatan shalat dijadikan candaan, sebaiknya kita bisa saling menghargai antar umat beragama". Dan saya sependapat dengan koment itu, tapi tak ada satupun orang atau si pemiliki akun yang menanggapi.
Saya bukan bermaksud memperbesar masalah yang sangat sensitif seperti ini, saya hanya sekedar mengungkapkan kegelisahan dan keprihatinan. Ada baiknya kita bisa dengan bijak menggunakan medsos, mengangkat bahan candaan dan memilih role model kita atau panutan kita karena secara tidak sadar orang-orang tersebut akan mempengaruhi hidup kita. Mempengaruhi pikiran dan tindakan kita.
Inipun adalah peringatan buat saya sendiri, karena saya juga pengguna medsos. Saya tahu rasanya bagaimana medsos mempengaruhi hidup saya. Melalui medsos saya bisa mengekspresikan diri, mencari tahu sesuatu, menilai orang lain dan menemukan ide serta beberapa hal lain. Tapi yang paling besar adalah terkait eksistensi diri dan penilaian kepada orang lain. Seriously, saya bisa menilai orang dari social medianya. Dan saya percaya dengan pendapat saya ini, maafkan saya untuk hal itu. Tak sedikit saya illfeel dengan orang karena medsosnya, hahaha. maafkan saya, sejujurnya saya hanya tertarik dengan orang yang masuk kriteria "positif people versi me", saya punya listnya. Saya pernah ngetweet seperti ini "Cowok yang keren itu yang punya sosmed tapi jarang atau gak pernah update status terkait kehidupan pribadinya". Dan yap, saya suka orang seperti itu. Yang tidak lagi mencari ekasistensi diri via social media.
Kembali ke pembahasan generasi muda, pengguna sosmed itu kebanyakan anak belasan tahun. Bayangkan mereka dengan bebas mengakses dan memilih role modelnya. Berapa banyak hujatan yang bisa kita temukan di sosmed. Candaan yang tidak berbotot dan bejubel orang yang tertawa dengan candaan tersebut. Oh sudahlahh, saya mulai lagi hahaha..
Pointnya adalah mari bijak dengan perbuatan kita di sosmed. terutama saya sendiri,, kemarin teman saya ngajakin menghapus sosial media. Tapi pemikiran itu masih dipertimbangkan. Alasan kami yah hampir sama. Sekarang saya sudah menghapus path, bagaimana denganmu ya?? :D
Kalau sosial media yang lain ??*ya elahh emang sosmednya berapa sih :D*. Saya cuma punya twitter, facebook (satunya udah dihapus, satunya lagi ada cuma buat main chriminal case), insta dan pinterest. Twitter udah jarang dimainin, cuma dipake kalo ada penulis buku yang kece. Buat mention-mention gitu sama nyapa teman blog *temen blog cuma satu doang, cuma TIKA* hahaha. trus ada pinterest, saya menyarankan sosial media ini untuk digunakan bagi kalian yang suka gambar dan butuh ide-ide cemerlang. Hampir keseluruhan kerjaan saya akhir-akhir ini dapat idenya dari pinterest. Saya suka sekali dengan pinterest. Instaaa, sosmed ini untuk sekarang masih dipertahankan. hahaha... btw acuhkan semua "hahahaa" dipostingan ini.
yeayyy :D |
0 comments