Kahayya "tak ada orang asing"
August 25, 2015
Siang itu teman-teman di kursi sebelah asyik mengobrol mengenai suatu tempat, saat itu saya sedang berkutat setengah fokus dengan pekerjaan karena setengahnya lagi mencerna kata "naik gunung" yang terlontar dari mulut kak fajar. Laki-laki yang baru beberapa bulan bergabung di ruangan. Saat kak Fajar mengatakan naik gunung, sepertinya terjadi letupan kecil diantara saraf-saraf otak. "Ayolah ini kesempatan" bisikku membatin. Dan "naik gunung" mengambang dikepala seharian itu tanpa berani dieksekusi hingga waktu pulang.
Esoknya Tuhan menyentil, menguatkan firasat. Firasat adalah interaksi gaib yang selalu dapat dikagumi. Seperti kejutan yang membahagiakan. Indri menggandengku dan mengajak ikut "naik gunung". Dan kami pun akhirnya berangkat setelah bersenang-senang mempersiapkan barang bawaan.
Tujuan kami adalah Kahayya, sebuah gunung yang namanya mengingatkan saya pada india. Saya cuma tahu bahwa Gunung itu terletak di bulukumba dan kami kesana untuk menikmati alamnya yang indah dan sebuah panggung seni. akan ada puisi di tengah alam.
Kami meninggalkan kantor jam 7 lewat, kak fajar dan temannya menjemput saya dan indri. Kami naik motor.
Dan saya kehabisan ide di paragraf ini. :)
Kahayya yang mempesona disepanjang jalan
Dibelakang ada jurang, meski sangat indah tapi jangan sampai terjun kesana.
ini adalah sedikit tawa yang terselip diantara kelelahan mendaki.
0 comments