4 Jam Membuat Kenangan
June 02, 2014
Rambutnya semakin banyak yang memutih, beberapa bagian tubuhnya tak berfungsi dengan baik. Tangan sebelah kanan terkulai tak berdaya, sisa tangan kiri yang bisa dia gunakan untuk menyetir mobil yang selama ini membantunya bertahan hidup. Begitupun dengan kakinya, jika diperhatikan maka akan terlihat bahwa kaki sebelah kanannya ternyata sedikit diseret. Saat dia menanyakan padaku kertas kado mana yang pantas untuk membungkus barang yang baru saja dia beli untuk anak temannya yang hari ini berulang tahun untuk pertama kalinya. Aku menatap matanya dalam-dalam, bola mata yang harusnya berwarna putih itu terlihat memerah. Namun wajahnya tetap saja tampan, alisnya masih hitam tebal yang keduanya hampir terpaut. Kulitnyapun masih putih bersih seperti dulu. Walau tiap hari tubuhnya selalu berkutat dengan oli dan barang-barang lain dibengkel.
Malam ini, kami diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk berkumpul lagi. Terakhir kali bersama dengannya sebulan yang lalu, itupun hanya pertemuan yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Sama-sama dingin dan tak berkesan sedikitpun. Pertemuan yang sepertinya hanya untuk dilewatkan saja.
Dua paragraf diatas merupakan tulisan yang kutemukan didraft. setelah membacanya, saya tahu tulisan ini untuk siapa dan kapan tulisan ini saya buat. Tulisan ini untuk kakak saya Kahar. Anak pertama ibu dan bapak saya. Saya sangat mencintainya dan sangat pula merindukannya. Terakhir kali melihatnya saat saya interview HRD tahun lalu. Dia mengantarkan saya ke tempat saya bekerja, saat itu senang sekali melihatnya tersenyum dan berkata "semoga berhasil dek".
Sekarang saya sudah bekerja diperusahaan tersebut, dan saya berhasil berkat doa nya pula. Terakhir saya berkomunikasi dengannya melalu sms. dan sedihnya saya belum bisa memenuhi permintaannya di sms itu. saat ini saya masih berusaha mengabulkannya. "Sabar kak" balasan sms saya dan tidak dibalas lagi.
Dia kakak saya yang mungkin paling dekat. Dan lucunya, sudah beberapa tahun terakhir dia ngambek dengan orang tua dan saudara yang lain. cuma dengan saya dia bicara. entah sejak dulu saya memang selalu dengannya. saya jadi sedih menuliskan postingan ini. saya takut nangis. soalnya ini masih jam kantor.
Saya mau bilang, saat saya nanti sudah tidak ada. Saya sangat menyayangimu. saya bersyukur punya kakak sepertimu. saya berterima kasih. dan saya harap kamu segera balik ke rumah. mama sama bapak sudah rindu sekali. jangan suka mengeluh dan menyalahkan orang lain. fokuslah menata hidup.
Dua paragraf diatas merupakan tulisan yang kutemukan didraft. setelah membacanya, saya tahu tulisan ini untuk siapa dan kapan tulisan ini saya buat. Tulisan ini untuk kakak saya Kahar. Anak pertama ibu dan bapak saya. Saya sangat mencintainya dan sangat pula merindukannya. Terakhir kali melihatnya saat saya interview HRD tahun lalu. Dia mengantarkan saya ke tempat saya bekerja, saat itu senang sekali melihatnya tersenyum dan berkata "semoga berhasil dek".
Sekarang saya sudah bekerja diperusahaan tersebut, dan saya berhasil berkat doa nya pula. Terakhir saya berkomunikasi dengannya melalu sms. dan sedihnya saya belum bisa memenuhi permintaannya di sms itu. saat ini saya masih berusaha mengabulkannya. "Sabar kak" balasan sms saya dan tidak dibalas lagi.
Dia kakak saya yang mungkin paling dekat. Dan lucunya, sudah beberapa tahun terakhir dia ngambek dengan orang tua dan saudara yang lain. cuma dengan saya dia bicara. entah sejak dulu saya memang selalu dengannya. saya jadi sedih menuliskan postingan ini. saya takut nangis. soalnya ini masih jam kantor.
Saya mau bilang, saat saya nanti sudah tidak ada. Saya sangat menyayangimu. saya bersyukur punya kakak sepertimu. saya berterima kasih. dan saya harap kamu segera balik ke rumah. mama sama bapak sudah rindu sekali. jangan suka mengeluh dan menyalahkan orang lain. fokuslah menata hidup.
0 comments