Beban Ekonomi dan Kematian Akibat TB

June 12, 2014

"Mohonlah ampunan dan kesehatan kepada Allah SWT., karena tidak ada karunia yang lebih baik daripada kesehatan setelah karunia keyakinan." HR Ahmad dan Tirmidzi

Hadis diatas menggambarkan betapa kesehatan merupakan anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa. Apalagi di masa sekarang, dimana kehidupan semakin tumbuh dan berkembang sangat pesat. Masyarakat harus bisa bersaing agar dapat hidup dengan baik. Tentunya salah satu faktor utama yang dapat menunjang kesejahteraan masyarakat adalah kesehatan.
Berbicara mengenai kesehatan, tentunya kita menginginkan agar terbebas dari bibit penyakit. Salah satu penyakit yang sangat berbahaya adalah Tuberkulosis (Tb). Familiarnya dikalangan masyarakat biasa disebut TBC. Hal pertama yang terlintas dibenak teman-teman mendengar TBC tentunya mengerikan dan semoga kita tidak terkena. Serta yang tergambar dikepala kita mungkin penderitanya akan mengalami batuk parah, kurus kering, dan tentunya yang paling mengkhawatirkan adalah karena penyakit ini menular. Benarkah itu semua teman-teman?
Tuberkulosis, MTB, atau TB (singkatan dari bacillus berbentuk tuberkel) merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatik dan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal. Saya memperoleh referensi ini dari wikipedia.
Silahkan teman-teman baca selengkapnya disana. Mengingat kebutuhan informasi untuk kita yang dapat mengakses internet bukan lagi hal yang sulit. Yah khususnya bagi kita kalangan muda yang memiliki tingkat pendidikan dan tingkat finansial yang patut disyukuri dibanding saudara-saudara kita yang minim segala-galanya. Bahkan akses informasi yang sangat mudah untuk kita, tapi tidak dengan mereka.
Saya tidak akan memenuhi postingan ini dengan apa itu TB dan bahayanya, karena saya yakin sudah banyak informasi mengenai hal tersebut. Kita yang menghabiskan banyak waktu berkutat dengan internet di dunia yang serba cepat ini tentunya tak perlu lagi diajarkan bagaimana mencari tahu berbagai hal. Mungkin "no more secret" dapat menggambarkan bagaimana memudahkannya berbagi informasi di dunia digital. Silahkan kunjungi laman tbindonesia dan cari informasi seputar TB, saya jamin itu sudah lebih dari cukup untuk membekali kita mengenai informasi mengenai masalah ini.
Yang menjadi permasalahan adalah Apakah kita peduli dengan saudara-saudara kita yang menderita TB dan sekaligus tidak tahu dan tidak mampu berobat? Sudah banyak yang tergerak dan melakukan perubahan menyangkut pengurangan korban akibat penyakit TB. Dari tahun ke tahun angkanya semakin menyusut. sekarang angka kematian hingga 67.000 pertahun yang masih tergolong sangat besar. Mereka yang sudah melakukan perubahan tentu membutuhkan lebih banyak lagi bantuan. Pemerintah dan berbagai kalangan yang peduli tentunya semakin bersemangat melakukan perubahan yang lebih besar lagi. Salah satunya seperti acara blogging ini.
Maukah kita memulai suatu kegiatan penyebaran informasi mengenai fasilitas berobat yang diberikan oleh pemerintah untuk para penderita TB. Seperti tema yang telah ditetapkan untuk Indonesia “ Temukan dan Sembuhkan Pasien TB ”, dengan tujuan untuk memberikan akses universal dalam pelayanan TB dengan melibatkan semua penyedia layanan kesehatan dalam pengendalian TB yang menerapkan strategi DOTS berkualitas, sehingga hak pasien terjamin memperoleh diagnosis dan pengobatan TB yang standar. Dengan demikian pasien TB dapat terpantau kepatuhan dan ketuntasan berobatnya serta terlaporkan dalam sistem surveilans nasional pengendalian TB. Seperti yang dijelaskan di laman ini.
Mari kita sejenak merenungkan bahwa kesehatan dan kemiskinan sangat erat kaitannya. Kita bisa saja berfikir seperti ini: "orang yang sehat dapat bersekolah dan kemudian bekerja untuk mensejahterakan kehidupannya" pun bisa juga seperti ini "masyarakat kita yang berada di garis kemiskinan identik dengan kualitas kesehatan dan pendidikan yang rendah". 
Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kita menjembatani mereka yang memiliki beban ekonomi yang berat itu sehingga mereka dapat mengetahui bahwa mereka bisa kembali sehat. Saya yakin masih banyak masyarakat miskin yang membutuhkan fasilitas pengobatan gratis ini.
Hai sahabat-sahabat mudaku, mari kita melahirkan ide untuk saudara-saudara kita yang kurang mampu. Selamatkan mereka dari kematian. Agar angka 67.000 itu segera menyusut dan bangsa ini segera mampu menyehatkan seluruh warganya.
Saya punya ide, bagaimana jika kita menyebarkan berita ini diselembar kertas kemudian kita sebar keseluruh pelosok. Kita bisa memakai kertas bekas, mau di print, fotocopy, tulis tangan, terserah saja. kemudian kita distribusikan. Pendistribusiannyapun variatif, bisa melalui mobil angkutan, bus, pos, dan anak-anak KKN. Teman-teman pernah dapat selebaran mengenai sedekahnya uzt. Mansyur?(palsu), selebaran itu sangat banyak beredarnya. Nah konsepnya hampir sama seperti itu. Setelah didistribusikan kepelosok, kita dapat menuliskan memo agar selebarannya ditempel di tempat umum. Yah, sekreatifnya kita lah. Saya yakin generasi muda bangsa ini punya segudang kreatifitas.
Terlebih bagi adik-adik UNHAS yang sebentar lagi KKN. Kalian bakal ke daerah-daerah yang minim fasilitas dengan keadaan masyarakat yang bisa saja memerlukan bantuan. Pengobatan gratis ini dapat kalian infokan. Kalianpun dapat membuat penyuluhan di kelurahan, desa, sekolah, mesjid dan di tempat lainnya.
Bagikan informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan, finansial dan pendidikan mereka. Sebelum berangkat menunaikan tugas suci KKNnya, penuhi dulu kepala kalian dengan pengetahuan serta isi full hati kita dengan kepedulian. 
Bangsa kita Kaya Sumber Daya Alam, lebih kaya lagi Sumber Daya Manusia yang kita punya. Miris rasanya jika bangsa ini tidak Sehat dan Sejahtera. Mari sahabat-sahabat muda, sehatkan bangsa kita untuk mewujudkan cita-cita luhur ibu pertiwi. Lets Do it!!!

Tulisan ini untuk berbagi semangat dan diikutkan untuk lomba Blog TBIndonesia :)


You Might Also Like

0 comments