Bulan Juni : Rindu itu Hujan
August 10, 2016
Seperti cerita di pagi kemarin. Tanah basah dan udara lembab menyentuh kulit, lalu sebentuk rasa ikut menelusup kedalam jiwa. Rasa yang kemudian mengisi lubang di hati. Ternyata gusar akibat kemarau berkepanjangan ditelan oleh jejak hujan di bulan juni.
Membaca puisimu seperti sedang berendam di kolam air berbunga, dinginnya membuat hatiku penuh. Sekali lagi, ternyata ini adalah rindu.
Di saat Tuhan menghadiahi beberapa peristiwa yang membuatku menemukan jiwa penuh lagi dan lagi, lalu aku tahu bahwa ada rindu yang diam-diam terpenuhi
Membaca puisimu seperti sedang berendam di kolam air berbunga, dinginnya membuat hatiku penuh. Sekali lagi, ternyata ini adalah rindu.
Di saat Tuhan menghadiahi beberapa peristiwa yang membuatku menemukan jiwa penuh lagi dan lagi, lalu aku tahu bahwa ada rindu yang diam-diam terpenuhi
***
Selepas hujan pagi ini, ternyata ada rindu. Pagi ini pertama kali ada hujan pagi-pagi di bulan juni dan bulan-bulan sebelumnya. meski hujan ternyata sudah reda, tapi jejaknya masih menggenang di tepi jalan. Tampak seluruh permukaan basah, dan udara pagi ini sungguh sejuk menyentuh kulit.
Di perjalanan, suasana pagi makassar jadi sangat berbeda dari biasanya. Suasana ini mengisi tempat yang kosong di dalam sini, hati. Ternyata hati ini merindukan hujan. Yang membuat sering gusar di hari-hari sebelumnya ternyata terjawab. Tak pernah setenang ini, dan rasanya sangat damai.
Untuk hujan, terima kasih telah hadir pagi-pagi. meski tak bertemu, kau meninggalkan damai di hati. Bulan ini, mari bermain lebih sering. Agar kehilangan kemarin terbayar lunas.
2 comments
aaaaaahhhh touching banget tulisannya ^_^
ReplyDeleteterima kasih kak :*
Delete