Why am I here . . .
August 04, 2016source here |
Hari ini saya ingin berbagi sesuatu hal yang baru saja saya peroleh dari sebuah meeting dengan consultant. Meeting ini sudah dipersiapkan kemarin dan atasan saya sudah menginstruksikan kepada saya untuk ikut meeting ini. Tadinya saya tidak begitu antusias, entah karena akhir-akhir ini saya sedang jenuh atau karena saya merasa tidak perlu ada disana, diantara jejeran management.
Ditambah teman sayapun berpikiran demikian, kami ini hanya seorang analyst. Dan meeting ini untuk jajaran direksi dan general manager, lalu kami harus bagaimana? celoteh kami sebelum masuk ruang meeting. Yah kalau kami lagi bawel begini, kami selalu merasa seperti "anak kemarin sore" atau rakyat jelata kasta paling bawah. :D
Ditambah teman sayapun berpikiran demikian, kami ini hanya seorang analyst. Dan meeting ini untuk jajaran direksi dan general manager, lalu kami harus bagaimana? celoteh kami sebelum masuk ruang meeting. Yah kalau kami lagi bawel begini, kami selalu merasa seperti "anak kemarin sore" atau rakyat jelata kasta paling bawah. :D
Dan saat masuk ruangan, berasa banget kalau atmosfer ruangannya positive dan exclusive :D. Saya sadar kalau saya butuh ini, butuh transferan energi dari orang-orang positive dan passionate. Thanks pak bos sekaligus maaf sudah meracau tak jelas tadi. How really lucky I am, dalam sepekan bisa dua kali memiliki kesempatan berada di tengah-tengah orang yang sangat luar biasa. Yah saya sadar kalau akhir-akhir ini saya jarang mengappresiasi seseorang. Dan sepatutnya saya harus bersyukur dengan apa yang telah saya lalui, dan untuk tenri di masa depan, tolong ngeluhnya dikurangin, ngedumelnya dibuang jauh-jauh., kecuali keadaan penting dan mendesak. hahahaha.
Saya tidak akan cerita panjang lebar soal hasil meeting karena itu ilegal, bisa-bisa saya kena SP. Dan point postingan ini adalah apa yang saya peroleh dari penyampaian consultant tersebut. Jadi saya adalah bagian dari team yang ngurusin strategy perusahaan. Kami sudah bertemu dengan satu consultant skala nasional yang katanya sudah malang-melintang di dunia BSC. Dan kali ini kami bertemu dengan consultant kedua. Karena sudah punya pengalaman meeting dengan consultant sebelumnya, jadi saya punya referensi lain dan bisa membandingkannya dengan consultant yang kedua ini.
Jadi, consultant yang hadir ini di wakili oleh 3 orang, dan tiga orang ini bukan main, mereka itu foundernya yang otomatis jadi dirut, senior consultant, dan expert consultant. Yang menjelaskan panjang lebar itu si Pak Founder, awal-awal emang agak ngantuk tapi langsung melek pas doi memaparkan berbagai case yang dialami perusahaan lain. Terutama saat berbicara soal strategi CSR beberapa perusahaan yang sifatnya hanya memberi barang jadi seperti beasiswa, makanan dan barang-barang konsumtif lainnya ternyata dinilai tidak begitu mampu mengembangkan masyarakat. Karena hal seperti itu dianggap mendidik masyarakat untuk hanya meminta. Salah satu strategi CSR yang bagus adalah seperti yang dimiliki oleh salah satu perusahaan perbankan di Indonesia yang membentuk kompetisi wirausaha. Strategi ini menjadikan masyarakat kreatif dan mampu membuka lapangan pekerjaan yang nantinya mampu menjadi penggerak roda perekonomian bangsa. Dan nilai plusnya adalah para calon wirausaha sukses itu bisa menjadi nasabah perusahaan. Closing sempurna dilakukan oleh pak direktur dengan memperlihatkan aplikasi yang ditawarkan. "Wah itu dia yang mau saya buat" terlintas ini di kepala.
Lalu setelah pak dirut selesai ngoomong, Dua konsultan lainnya menambahkan. Konsultant terakhir yang dianggap sebagai the expert, karena beliau ini bertanggung jawab dibidang research. Sebelumnya memang sudah diperkenalkan kalau beliau lulusan S3 dari Australia. Dan emang gak boong yah kalau orang cerdas itu auranya terpancar pas angkat bicara. Semua mata tertuju padanya hahaha, serius saya sempat memperhatikan orang-orang dan dipastikan lagi sama temen saya pas keluar ruangan.
Konsultant kedua ini menunjukkan keseriusannya untuk bekerjasama. Mereka diwakili oleh orang terbaiknya, menguasai materi, materi yang dipersiapkan sangat relevan, fokus tanpa diganggu oleh gadget dan percakapan basa-basi serta respond mereka pada pertanyaan kami. Semua itu sangat menunjukkan mereka respect, dan itu membuat mereka dimata saya sebagai orang-orang yang memiliki integritas.
Saking kagumnya dan sangat terinspirasi, saya sampai nulis di buku catatan "What's the expert do? just like Magna. Mereka menjual seluruh experience tapi dengan cara yang elegant sehingga tak berkesan terlalu komersil. Mereka menunjukkan banyak hal yang tidak ditunjukkan oleh consultant sebelumnya, dan mereka dengan sopannya berucap "apa yang kami tampilkan tadi bisa bapak dan ibu dapatkan melalui buku-buku dan referensi lain, yang kami punya adalah analisa untuk merumuskan strategi, analisa yang kami buat berdasarkan pengalaman. Lalu hal yang sangat menarik adalah, Pak Jerry yang lebih bayak diam itu menutup dialog dengan ucapan seperti ini "kami sangat menghargai kesempatan yang bapak dan ibu berikan, ditambah dengan antusias yang terpancar dari ekspresi bapak-ibu" itu menurut saya sangat ngena. Beliau yang sejak tadi diam ternyata membaca dan mampu menangkap apa yang kami rasakan.
Perisitiwa hari ini mengingatkan saya lagi, bahwa saya harus berperan dalam memajukan perusahaan ini. Saya tau saya harus berbuat apa, dan saya harus melakukannya. Saya berharap seluruh karyawan dapat merasakan hal yang sama bahkan lebih dari apa yang saya rasakan. Dimanapun kita bekerja atau berada, kita harus merasa sebagai bagian yang harus berkontribusi untuk kemajuan organisasi. Saya melihat beberapa orang dilingkungan saya yang tidak menyadari perannya sehingga melakukan pekerjaannya dengan setengah-setengah atau bingung ingin melakukan apa. Saya menyarankan kepada teman-teman untuk menghargai diri sendiri dulu, meyakini ada hal besar dalam diri kita. Lalu saat bergabung dalam satu organisasi seperti perusahaan, pahami visi-misi perusahaan tersebut, dan lakukan hal-hal yang sejalan dengan visi perusahaan. Jangan berpatok pada Job desc, kembangkan dan olahlah pikiran kita secara kreatif. Pahami bisnis proses, maka kamu akan tahu kamu berada di titik mana dan apa yang bagian lain butuhkankan dari peranmu. Jika kamu merasa kamu seharusnya melakukan suatu pekerjaan yang belum pernah dilakukan oleh orang sebelumnya maka lakukanlah. Dalam organisasi, setiap orang berfungsi sebagai auditormu, mereka akan memberikanmu masukan jadi jangan malu belajar. Tapi ingat, kamu adalah pemegang kendali dari dirimu, maka jangan lupa mengaktifkan fungsi filter karena dalam dunia profesional, seseorang harus memiliki prinsip agar tidak terombang-ambing ikut arus saja.
source here |
0 comments