Inferno dan Mimpi lain di Masa Depan
October 16, 2016
inferno/in·fer·no/ /inférno/ n 1 neraka; 2 tempat atau keadaan yang menyerupai neraka (sangat tidak menyenangkan)
Mimpi, keinginan, harapan, pemahaman bisa datang dari mana saja, salah satunya dari Film. Ada banyak hal yang saya inginkan atau hal sulit yang kemudian bisa dipahami, berasal dari film. Saya bisa tenggelam dalam lembar-lembar tulisan, hilang saat blogging, lalu menjelajah saat menyasikan film.
from here |
Film ini mengekspos Italia (firence dan venice), tapi tidak seromantis "the tourist" melainkan seram dan mengerikan. Saya lalu teringat yaya, apa masih memimpikan venice kalau tampakannya seperti ini, menyilaukan dan banjir manusia.
Inferno? sampai tadi malam saya masih meraba-raba apa maknanya. Lalu hari ini saya menuliskannya di mesin pencari. Kata pertama diatas menjawab pertanyaan saya. Ternyata neraka, pantas saja filmnya tidak begitu santai.
Prof. Langdon seperti biasa tampil memukau, walau kali ini lebih babak belur dan sedikit drama. Adegan terbaring di rumah sakit dengan perban penuh darah di kepala membuka film ini, kalau boleh pilih saya lebih suka film sebelumnya dimana Prof. Langdon dijemput saat sedang berenang. Saya bahas apa sih ini:')
Kali ini kisah yang dijadikan teka-teki adalah sejarah dari seorang penyair di masa pertengahan "Dante". Setelah membaca beberapa referensi tentang penyair yang dimaksud, ternyata Dante yang bernama lengkap Durante Degli Alighieri ini adalah raja penyair dari Firence atau Florensia, dan ada yang menyebutnya sebagai bapak kesusasteraan Italia abad Pertengahan. Divina Commedia (1292) adalah puisi berbentuk epik yag membuat namanya menjulang. Btw, karya ini terinspirasi dari kisah cintanya dengan perempuan yang selama hidup hanya dua kali dijumpainya, perempuan itu adalah Beatrice Portinaire.
Kembali ke film yang berdurasi 2 jam ini, Professor sedang terlibat kasus perencanaan pemusnahan umat manusia dalam jumlah besar. Senjata yang akan digunakan untuk memusnahkan 92% *kalau tidak salah* umat manusia itu ternyata kresek plastik bening :D. Isi kreseknya bakteri yang bisa bereplika dalam sekian detik, dan penyebarannya melalui udara. Bakterinya luar biasa, :D
Ide memusnahkan umat manusia ini keluar dari kepala seorang milyuner muda yang otaknya cemerlang. Dikepalanya cuma ada dua pilihan, 1. Tidak berbuat apa-apa dan manusia akan punah 100 tahun kedepan, 2. Membinasakan sebagian besarnya untuk menghindari kepunahan. Logisnya yah pilih nomor dua. Tapi kan pilihannya tidak cuma itu, iya kan??
Over all film ini bagus, nomor kursi saya saja yang kurang bagus. Seat L, gimana ndak pegel nih leher. Saya jadi kurang lincah menemukan jalan keluar teka-tekinya :D. Kalian yang suka sejarah, suka film thriller, suka professor, suka ndak ada kerjaan sebaiknya nonton film ini.
Film ini memberikan referensi hidup masa depan, menghabiskan waktu dengan membaca sejarah mungkin bisa jadi pilihan, berada diantara tumpukan buku. Lalu kisah professor dengan ibu WHO? mereka saling suka tapi tidak bisa bersama karena passion yang tidak bisa ditinggalkan. Tuh kan, manusia bisa kekeuh sama passionnya, tapi mungkin Ibu WHO bisa menetap di cambridge setelah pensiun. Menemani professor menghabiskan sisa waktu agar kisah mereka tidak seperti Dante dan Beatrice.
Prof. Langdon seperti biasa tampil memukau, walau kali ini lebih babak belur dan sedikit drama. Adegan terbaring di rumah sakit dengan perban penuh darah di kepala membuka film ini, kalau boleh pilih saya lebih suka film sebelumnya dimana Prof. Langdon dijemput saat sedang berenang. Saya bahas apa sih ini:')
Kali ini kisah yang dijadikan teka-teki adalah sejarah dari seorang penyair di masa pertengahan "Dante". Setelah membaca beberapa referensi tentang penyair yang dimaksud, ternyata Dante yang bernama lengkap Durante Degli Alighieri ini adalah raja penyair dari Firence atau Florensia, dan ada yang menyebutnya sebagai bapak kesusasteraan Italia abad Pertengahan. Divina Commedia (1292) adalah puisi berbentuk epik yag membuat namanya menjulang. Btw, karya ini terinspirasi dari kisah cintanya dengan perempuan yang selama hidup hanya dua kali dijumpainya, perempuan itu adalah Beatrice Portinaire.
Kembali ke film yang berdurasi 2 jam ini, Professor sedang terlibat kasus perencanaan pemusnahan umat manusia dalam jumlah besar. Senjata yang akan digunakan untuk memusnahkan 92% *kalau tidak salah* umat manusia itu ternyata kresek plastik bening :D. Isi kreseknya bakteri yang bisa bereplika dalam sekian detik, dan penyebarannya melalui udara. Bakterinya luar biasa, :D
Ide memusnahkan umat manusia ini keluar dari kepala seorang milyuner muda yang otaknya cemerlang. Dikepalanya cuma ada dua pilihan, 1. Tidak berbuat apa-apa dan manusia akan punah 100 tahun kedepan, 2. Membinasakan sebagian besarnya untuk menghindari kepunahan. Logisnya yah pilih nomor dua. Tapi kan pilihannya tidak cuma itu, iya kan??
Over all film ini bagus, nomor kursi saya saja yang kurang bagus. Seat L, gimana ndak pegel nih leher. Saya jadi kurang lincah menemukan jalan keluar teka-tekinya :D. Kalian yang suka sejarah, suka film thriller, suka professor, suka ndak ada kerjaan sebaiknya nonton film ini.
Film ini memberikan referensi hidup masa depan, menghabiskan waktu dengan membaca sejarah mungkin bisa jadi pilihan, berada diantara tumpukan buku. Lalu kisah professor dengan ibu WHO? mereka saling suka tapi tidak bisa bersama karena passion yang tidak bisa ditinggalkan. Tuh kan, manusia bisa kekeuh sama passionnya, tapi mungkin Ibu WHO bisa menetap di cambridge setelah pensiun. Menemani professor menghabiskan sisa waktu agar kisah mereka tidak seperti Dante dan Beatrice.
0 comments