Olahraga Bukan Sekedar Trend : Yoga dan Fitnes

October 07, 2016

"Take care of your body, it's the only place you have to live in" -Anonim

Saya tidak pernah benar-benar mengerti pentingnya olahraga bagi tubuh hingga belakangan ini saya menyadari perubahan yang saya rasakan setelah rutin dan mencoba berkomitmen untuk menjadikan olahraga sebagai kebutuhan. 

Sebelum mengulas point utama, saya akan flashback dan mengurai pemikiran-pemikiran yang tidak sepenuhnya disadari oleh saya sendiri. Sejak kecil saya memang kurang berminat dalam olahraga yang harus ngos-ngosan dan berkeringat yang heboh. Tapi bukan berarti saya suka berdiam diri, saya menyukai hal lain seperti keluar masuk hutan, seluncuran di bukit, ngintipin gua, atau manjat tebing air terjun. Saya sangat menyukai hal-hal seperti itu ketimbang lomba lari di tengah lapangan mencari siapa yang paling cepat. Menyebalkan. Sejak SD saya selalu konsisten di peringkat terakhir lomba lari. "Lomba lari itu tidak cantik pak!" jawabku pada wali kelas cakep jaman SD kalau beliau bertanya "Tenri disuruh lari, kenapa malah jalan?". Sepertinya Pak Guru setuju karena saya selalu dibuatnya peringkat satu dikelas dengan nilai Olahraga 7.

Masa SD saya adalah masa sekolah paling favorit. Saya bebas melakukan banyak hal dan bebas melanggar secara sembunyi-sembunyi. Kalau mama bilang jangan mandi di sungai, saya akan dengan sangat bersemangat menempuh banyak cara agar bisa mandi di air keruh itu. Atau kalau bapak melarang manjat pohon kersen, saya akan manjat dengan hati gembira. Melanggar aturan itu memacu adrenalin hahaha, yah ini sekilas kelakuan saya dimasa kanak-kanak tapi sudah merasa sangat dewasa. Trust me, I am an elementary school girl who act like a lady. Saya cinta dengan Pak dan Bu Guru, dan saya rindu mengurung teman-teman saya di ruang kelas satu karena tak ada yang mampu memecahkan soal matematika. Saya masih bisa tersenyum senang-senang mengingat kelakuan-kelakuan anak SD jaman emas itu. Wait, ini sepertinya keluar jalur. Kenapa jadi nostalgila begini yah.

Baiklah back to topic, Olahraga jangan dijadikan trend yah. Sebenarnya ini saya ngomong ke diri sendiri. Yang olahraga kalau ada maunya saja. Alasan klasik olahraga saya sedari dulu yah cuma dua, ikut ospek atau mau kurus. Tapi kali ini saya akan membuka pemikiran yang lebih dalam, agar saya dan mungkin kamu atau kalian lebih senang olahraga. Mari meluruskan niat sama-sama hahaha.

Apa sih yang buat kita bahagia? maksud saya bukan bahagia pencitraan yah, bahagia yang sesungguhnya. Bahagia yang sesungguhnya itu kalau kita merasa sangat bersemangat dan merasa menerima hidup ini dengan penuh syukur tanpa memikirkan penilaian orang lain. Karena dimasa sekarang dimana banyak orang yang sibuk membahagian diri dihadapan orang :D, maaf bukan kamu kok yang saya maksud. damai.

Jadi saya akan berbagi pengalaman olahraga saya. Februari 2016 lalu adalah titik awal saya berkomitment untuk mengubah pola hidup saya. Dimana jika saya dimintai review soal riwayat hidup, saya akan jawab kalau riwayat tidur saya lebih panjang dan sisanya adalah duduk dibelakang komputer :D. Dimulai dari drama penurunan berat badan hingga diet-diet aneh, lalu perubahan mood yang sangat drastis dalam waktu yang cukup singkat, dan beberapa ketidak-normalan struktur kompleks dalam tubuh yang saat semuanya digabungkan jadi satu akan membunyikan alarm di kepala saya. Saatnya berubah. *ciatttt.

foto paling gresss hahaha
ini partner hidup sehat saya, saya juga bisa pose begini.
tapi takut dikira google binatang sirkus jadi nd berani foto begini.

Dimulai dari yoga, saya sudah posting soal yoga sebelumnya, silahkan dicari yah di kotak search :D. Yoga yang cuma dua kali seminggu. Lalu kegiatan olahraga saya semakin menyenangkan dan bervariasi saat saya memilih ngekost dekat kantor. Saya mulai membiasakan jogging sepulang kantor kalau sempat dan rutin bangun pagi saat weekend untuk jogging bareng sebagian warga makassar di jalan jendral sudirman "car free day". 

Hasilnya adalah saya lebih berani, saya mengalami perubahan mood yang sangat signifikan. Mood dan pemikiran serta emosi. Jadi kesimpulannya adalah Jika kamu ingin hidupmu seimbang, jangan biarkan metabolime mu kacau. Asal tahu saja, ilmu fisiologi yang kamu pelajari di bangku sekolahan itu penting. Makanya sekolah yang bener hahahaa.

Jogging kedua di pantai losari. Viewnya kerennnnn :D
Makassar Car Free Day
Jogging di UNHAS, kampus tercinta *yaelah.
Dan sekarang level hidupnya semakin dinaikkan. Olahraga harus tiap hari. Lalu saya berfikir harus bikin apa lagi yah, tadinya mau olahraga di dalam kamar sebelum berangkat kerja karena kalau jogging di hari kerja itu masih sangat horor buat saya. Takut subuh-subuh keluar sendiri, mungkin kalau udah ada yang nemenin boleh lah hahaha. Jadi saya mencoba olahraga dikamar saja abis sholat subuh. Makanya saya nge-print lima lembar gambar yang infonya saya dapat dari youtube. Silahkan kesini blogilates atau buka youtubenya dindasafay. Dan program ini hanya sanpai hari ke lima kalau nd salah. Susah konsistennya karna godaan tempat tidur abis subuh itu sangat besar *tolong jangan dicontoh.

Jadi finally saya memutuskan Fitnes di kantor. Plan ini sudah saya buat semenjak tahun pertama kerja. Karena dikantor itu ada tempat fitnes, dulu waktu masih sama Indri, kami berencana fitnes tapi selalu urung terlaksana karena banyak hal. Dan setelah 2 tahun berlalu baru bisa terealisasi. Tahu ndak fitness pertama kali itu berasa seperti tes wawancara pertama kali. GEROGI. Tapi setelah kayuhan pertama di sepeda statis, semuanya akan baik-baik saja. You can taking control the earth :D 

Ni keadaan ruang fitnes jam 12.00. masih sepi.
Next post saya akan posting review tempat fitnes "Kalla Fitness" yang bertempat di wisma Kalla Lantai 3. Oke, see yahh... Udah jam makan siang ini, jadi postingannya sampe sini dlu.

You Might Also Like

2 comments

  1. wihh saya mi ini paling malas olahraga
    sekdar jogging saja mungkin sudah beberapa tahun terakhir kwkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kak,, harus keknya blogger MAM jogging minggu ni kalau bgt 😁😁

      Delete