MENUJU CAHAYA

December 22, 2015


Tuhan bermurah pada jiwa yang sedang berkelana, dibukakannya jalan menuju cahaya. Dalam perjalanannya, Tuhan berbisik bahwa ada sesuatu yang harus dibunuhnya. Ia harus membunuh rasa angkuh yang sering menggodanya. Tak jarang ia di perbudak, sehingga memberi makan keangkuhannya.


Setapak demi setapak jalan berlalu, rasa angkuh dibabat sedikit demi sedikit oleh rasa menghargai. Jiwanya menelusuri jalan yang mempertemukannya dengan orang-orang berjiwa besar dengan pikiran luas namun tetap berhati pelayan. Tak pantas rasanya ia tetap congkak, ia bukanlah katak dalam tempurung.


Cahaya yang ditujunya masih menyilaukan mata, ia hanya mereka-reka seperti apa tempat itu. Ia memiliki satu petunjuk, ia tahu bahwa yang berkelana tak hanya dia seorang. Kini di jalan yang sama dengan tujuan yang sama, ia memiliki teman.

Mereka saling menemukan dan dipersatukan oleh manusia setengah malaikat. Yah, itulah yang menyebabkan tujuan itu serupa cahaya dari kejauhan. Suatu tempat dimana penghuninya memiliki cahaya yang menerangi setiap sudut. Cahaya yang menghidupkan banyak harapan.

Edited by. Ikka Trupetees

You Might Also Like

0 comments